Badai PHK
Pengusaha Curhat ke Wamenker Noel: Saya Setiap Hari Ditanyain PHK, Bagaimana Penyelesaiannya Pak?
Persoalan PHK adalah masalah bersama maka dari itu, tidak bisa semata-mata hanya dijawab menggunakan data.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani mengaku selalu ditanya mengenai jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
APINDO, organisasi yang mewakili dunia usaha di Indonesia, didirikan pada 31 Januari 1952.
Sebagai wadah resmi para pengusaha, APINDO berperan aktif dalam advokasi kebijakan ekonomi, ketenagakerjaan, dan investasi, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun iklim usaha yang sehat dan berkelanjutan.
Akibat ditanya terus menerus, ia pun mencurahkan isi hatinya ke Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel.
Baca juga: Pemerintah Waspadai Kemungkinan Bonus Demografi Tidak Optimal, Siapkan Langkah Mitigasi
Hal itu disampaikan Shinta ketika sedang memberi sambutan dalam acara Dewas Menyapa Indonesia yang digelar BPJS Ketenagakerjaan di Auditorium BRIN, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).
Shinta saat ini menjabat CEO Sintesa Group, sebuah konglomerat nasional yang bergerak di sektor energi, properti, industri, dan konsumer.
"Tadi saya bisik-bisik sama Pak Wamen. Pak Wamen, ini saya setiap hari ditanyain soal PHK, ini bagaimana ya Pak Wamen penyelesaian masalah PHK," kata Shinta.
Menurut Shinta, persoalan PHK adalah masalah bersama. Maka dari itu, tidak bisa semata-mata hanya dijawab menggunakan data.
"Ini saya mau garisbawahi karena setiap hari saya ditanya, berapa sih bu (jumlah PHK)? Kemudian saya yakin Pak Wamen juga ditanyain, saya yakin dari BPJS Ketenagakerjaan juga diminta mengeluarkan data, angka-angka semua," ujar Shinta.
"Angka belum tentu sama karena pelaporannya sistemnya berbeda-beda. Tapi apa arti dibalik sebuah angka?" jelasnya.
Shinta kemudian menjelaskan bahwa dari pelaku usaha hingga pembuat kebijakan dan pekerja hingga pengawas jaminan sosial adalah bagian satu tubuh bernama Indonesia.
Ibarat tubuh, kata Shinta, dunia usaha adalah otot penggerak yang memberikan dorongan motorik pada sistem, motor, dan energi yang menggerakkan roda ekonomi.
Dunia usaha juga disebut membuka lapangan kerja, menghasilkan barang dan jasa, menciptakan nilai tambah, dan membayar pajak.
"Tanpa otot yang kuat, ekonomi tidak bisa berjalan secara progresif," kata Shinta.
Lalu, ia mengibaratkan pekerja sebagai nadi dan darahnya. Para pekerja inilah yang menjalankan proses produksi, memberikan keahlian, kreatifitas, dan menggerakkan setiap harinya.
Badai PHK
Kapolri Lepas 1.575 Buruh Terdampak Pemutusan Hubungan Kerja untuk Bekerja Kembali |
---|
PHK Januari-Juni 2025 Naik, Wamenaker: Kondisi Global Sedang Tidak Baik-baik Saja |
---|
Serikat Pekerja Catat Sudah Ada 78 Ribu Orang di PHK, Tiga Kali Lipat dari Data Kemnaker |
---|
Pemerintah Disebut 'Cuek' Soal Nasib Pekerja Meski Sudah Banyak di PHK, Pengusaha Ungkap Hal Ini |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.