Jumat, 19 September 2025

Badai PHK

Pengusaha Curhat ke Wamenker Noel: Saya Setiap Hari Ditanyain PHK, Bagaimana Penyelesaiannya Pak?

Persoalan PHK adalah masalah bersama maka dari itu, tidak bisa semata-mata hanya dijawab menggunakan data.

Diaz/Tribunnews
PERSOALAN PHK - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani berbicara dalam acara Dewas Menyapa Indonesia yang digelar BPJS Ketenagakerjaan di Auditorium BRIN, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025). Ia mengaku becerita ke Wamenaker Immanuel Ebenezer mengenai selalu ditanya soal data PHK. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani mengaku selalu ditanya mengenai jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

APINDO, organisasi yang mewakili dunia usaha di Indonesia, didirikan pada 31 Januari 1952. 

Sebagai wadah resmi para pengusaha, APINDO berperan aktif dalam advokasi kebijakan ekonomi, ketenagakerjaan, dan investasi, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun iklim usaha yang sehat dan berkelanjutan.

Akibat ditanya terus menerus, ia pun mencurahkan isi hatinya ke Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel.

Baca juga: Pemerintah Waspadai Kemungkinan Bonus Demografi Tidak Optimal, Siapkan Langkah Mitigasi

Hal itu disampaikan Shinta ketika sedang memberi sambutan dalam acara Dewas Menyapa Indonesia yang digelar BPJS Ketenagakerjaan di Auditorium BRIN, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).

Shinta saat ini menjabat CEO Sintesa Group, sebuah konglomerat nasional yang bergerak di sektor energi, properti, industri, dan konsumer.

"Tadi saya bisik-bisik sama Pak Wamen. Pak Wamen, ini saya setiap hari ditanyain soal PHK, ini bagaimana ya Pak Wamen penyelesaian masalah PHK," kata Shinta.

Menurut Shinta, persoalan PHK adalah masalah bersama. Maka dari itu, tidak bisa semata-mata hanya dijawab menggunakan data.

"Ini saya mau garisbawahi karena setiap hari saya ditanya, berapa sih bu (jumlah PHK)? Kemudian saya yakin Pak Wamen juga ditanyain, saya yakin dari BPJS Ketenagakerjaan juga diminta mengeluarkan data, angka-angka semua," ujar Shinta.

"Angka belum tentu sama karena pelaporannya sistemnya berbeda-beda. Tapi apa arti dibalik sebuah angka?" jelasnya.

Shinta kemudian menjelaskan bahwa dari pelaku usaha hingga pembuat kebijakan dan pekerja hingga pengawas jaminan sosial adalah bagian satu tubuh bernama Indonesia.

Ibarat tubuh, kata Shinta, dunia usaha adalah otot penggerak yang memberikan dorongan motorik pada sistem, motor, dan energi yang menggerakkan roda ekonomi.

Dunia usaha juga disebut membuka lapangan kerja, menghasilkan barang dan jasa, menciptakan nilai tambah, dan membayar pajak.

"Tanpa otot yang kuat, ekonomi tidak bisa berjalan secara progresif," kata Shinta.

Lalu, ia mengibaratkan pekerja sebagai nadi dan darahnya. Para pekerja inilah yang menjalankan proses produksi, memberikan keahlian, kreatifitas, dan menggerakkan setiap harinya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan