Rabu, 24 September 2025

Pusat Perbelanjaan Mulai Sepi Pengunjung, Kemendag: Pembeli Tetap Ada, Pedagang Sudah Jual Online 

Tantangan saat ini lebih besar di pusat perbelanjaan jenis strata, yang harus lebih aktif mengembangkan diri mereka.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PUSAT PERBELANJAAN - Pengunjung Lippo Mall Kemang, Jakarta. Tantangan saat ini yang lebih besar di pusat perbelanjaan jenis strata, yang harus lebih aktif mengembangkan diri mereka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak memungkiri saat ini pusat perbelanjaan tidak lagi seramai tahun-tahun sebelumnya. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan saat menanggapi fenomena Rojali dan Rohana yang sedang ramai dibicarakan masyarakat.

Fenomena Rojali dan Rohana menjadi sorotan beberapa waktu terakhir.

Rojali adalah istilah untuk rombongan jarang beli, sedangkan Rohana merupakan akronim dari rombongan hanya nanya. 

Baca juga: Fenomena Rojali dan Rohana, Begini Siasat dari Pelaku Ritel

Dua istilah itu mengacu pada fenomena pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan tanpa melakukan pembelian.

Iqbal menjelaskan bahwa pusat perbelanjaan di Indonesia terbagi menjadi dua kategori, yaitu mal dan strata seperti ITC dan WTC.

Menurut Iqbal, tantangan saat ini lebih besar di pusat perbelanjaan jenis strata, yang harus lebih aktif mengembangkan diri mereka.

Terakhir, dari informasi yang ia terima, ada dua strata yang mulai mengembangkan diri, satu di antaranya adalah Thamrin City.

Mereka mulai melakukan inovasi dengan memanfaatkan sistem omnichannel, yakni menjual produk secara offline dan online.

"Jadi, selain mereka berjualan secara offline, juga memanfaatkan kanal-kanal secara online," kata Iqbal ketika ditemui di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).

Iqbal menyebut pihaknya telah mengonfirmasi bahwa para pedagang di pusat perbelanjaan seperti Thamrin City dan Pasar Tanah Abang tidak terpengaruh fenomena rojali dan rohana karena mereka sudah memanfaatkan penjualan secara online.

Kemudian, meskipun secara kasat mata pengunjung tampak berkurang, ia menilai transaksi tetap ada karena lebih banyak pembeli yang bukan merupakan konsumen akhir.

"Memang kalau dilihat secara fisik, jumlah traffic-nya memang enggak seramai tahun-tahun sebelumnya," ujar Iqbal.

"Pembelian tetap saja (ada, red). Mungkin bisa jadi karena seperti Thamrin City dan Pasar Tanah Abang itu yang datang ke sana bukan konsumen akhir, tapi pedagang juga. Jadi mereka kan membelinya dalam skala yang besar," ujarnya.

Iqbal juga menyebut para pengusaha pusat belanja sejauh ini tidak ada yang mengeluh mengenai fenomena rohana rojali.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan