Senin, 11 Agustus 2025

Hubungkan Kulon Progo dan Bantul, Jembatan Pandansimo di Yogyakarta Beroperasi September 2025

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merampungkan pembangunan jembatan Pandansimo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

DOK. Kementerian PU
JEMBATAN PANDANSIMO - Kementerian PU merampungkan pekerjaan Jembatan Pandansimo. Jembatan ini menghubungkan Ruas Jalan Congot–Ngremang (Kabupaten Kulon Progo) dengan Pandansimo–Samas (Kabupaten Bantul), DIY, dan akan beroperasi pada September 2025. Dok: Kementerian PU 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merampungkan pembangunan jembatan Pandansimo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Jembatan Pandansimo adalah proyek infrastruktur strategis yang baru saja rampung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan siap menjadi ikon baru kawasan selatan Jawa. Jembatan ini dibangun untuk menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dan Bantul melalui Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Baca juga: Kementerian PU Alokasikan Rp630 Miliar untuk Bangun 63 Jembatan Gantung di 2026

Menurut Menteri PU Dody Hanggodo, Jembatan Pandansimo dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah.

"Biaya operasional kendaraan lebih efisien dan akses menuju pusat produksi pertanian, perikanan, serta destinasi wisata akan semakin terbuka lebar," kata Dody dikutip dari siaran pers pada Senin (11/8/2025).

Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Ruas Jalan Congot–Ngremang (Kabupaten Kulon Progo) dengan Pandansimo–Samas (Kabupaten Bantul) akan beroperasi pada September 2025.

Pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari program prioritas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) DIY sepanjang kurang lebih 110 km.

Jembatan Pandansimo memiliki panjang total penanganan 2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter, terdiri dari oprit, slab on pile, dan jembatan utama.

Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp 863,7 miliar yang bersumber dari APBN dengan masa pelaksanaan 579 hari kalender.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah - DIY Moch. Iqbal Tamher menjelaskan, jembatan ini akan membuka akses ke lahan pertanian seluas 2.164,10 hektare di Kecamatan Galur.

Lalu, Jembatan Pandansimo juga akan mendukung produksi pertanian sebesar 9.143,2 kuintal sayur dan buah setiap tahunnya.

Baca juga: Menteri Dody Sebut Pagu Indikatif Kementerian PU Tahun 2026 Fokus Dukung Swasembada Pangan

Produksi perikanan di Kecamatan Srandakan juga diharapkan meningkat sebesar 13,3 ton per tahun.

"Keberadaan Jembatan Pandansimo diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah selatan DIY," kata Iqbal.

Dari sisi teknis, jembatan ini memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat.

Jembatan ini juga menggunakan Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai peredam gempa, Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan, serta mortar busa untuk mengurangi beban struktur.

Desain arsitektur jembatan juga mengadopsi elemen budaya lokal seperti motif batik nitik dan bentuk gunungan pada gapura serta lampu jalan.

Iqbal menambahkan, saat ini Jembatan Pandansimo masih dalam proses Audit Keselamatan Jalan.

Audit dilakukan dalam rangka memastikan seluruh elemen jembatan dan jalan penghubungnya memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas.

"Sehingga, dapat digunakan masyarakat dengan aman sebelum dibuka secara resmi," ujar Iqbal.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan