Kamis, 4 September 2025

Kementerian ESDM Ungkap Penyebab Kosongnya BBM di SPBU Shell dan BP-AKR, Imbas Barcode Pertalite

Kementerian ESDM telah menetapkan kuota impor BBM SPBU swastadi tahun ini lebih besar 10 persen dari kuota tahun 2024. 

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
BBM SHELL KOSONG - Suasana stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell yang mengalami kekosongan stok BBM. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik swasta, yaitu Shell dan BP-AKR mengalami kekosongan pasokan bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, kondisi ini karena masyarakat yang sudah mulai beralih dari BBM subsidi ke non-subsidi.

Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, ada pergeseran sekitar 1,4 juta kiloliter dari BBM subsidi ke non-subsidi.

"Jadi, itu yang menyebabkan ada peningkatan permintaan [BBM] untuk badan usaha swasta," kata Yuliot ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Baca juga: BBM di Shell, Vivo, BP Dikeluhkan Langka, Bahlil: Tak Benar, Kuota Sudah Naik

Perubahan ini juga dipicu aturan penggunaan BBM subsidi harus mendaftar ke Pertamina untuk mendapatkan kode QR atau barcode Pertalite melalui aplikasi MyPertamina.

Namun, para pendaftar ternyata ada yang tidak lolos kualifikasi pengguna BBM subsidi. Jadi, mereka berpindah ke BBM non-subsdii.

Diketahui, pemerintah dan Pertamina meminta masyarakat untuk mendaftar barcode melalui aplikasi MyPertamina untuk dapat membeli BBM subsidi yakni Pertalite.

"Masyarakat perlu mendaftar (ke Pertamina). Mungkin itu cc kendaraannya tidak sesuai, (sehingga) terjadi shifting dari BBM subsidi seperti Pertalite ke non-subsidi," ujar Yuliot.

Ia mengungkap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sudah menginstruksikan agar badan usaha swasta yang memerlukan impor BBM dikumpulkan untuk berkoordinasi dengan Pertamina.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM sudah diminta untuk segera menggelar rapat bersama para badan usaha swasta dan Pertamina.

"Pak Menteri ESDM sudah menyampaikan bahwa ini disinkronkan untuk proses impor antara Pertamina dengan badan usaha," ucap Yuliot.

Di tengah stok BBM yang kosong, ia memandang impor tidak bisa dilakukan sembarangan.

"Kami sudah mendapatkan masukan data berapa impor dari Pertamina, berapa impor dari badan usaha swasta," kata Yuliot.

"Ini kan kita juga memperhatikan neraca komoditas. Itu jangan sampai ini neraca komoditas yang sudah disepakati itu juga ada kelebihan," jelasnya.

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia buka suara terkait kondisi kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta yakni Shell dan BP-AKR. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan