Kamis, 30 Oktober 2025

ADM Masih Pikir-pikir Produksi Rocky Hybrid Secara Lokal, Pertimbangkan Kesiapan Rantai Pasok

Karawang Assembly Plant (KAP) 2, yang diresmikan pada Februari 2025, sudah siap memproduksi kendaraan elektrifikasi.

|
Diaz/Tribunnews
ROCKY HYBRID - Daihatsu Motor Co., Ltd. mengklaim Daihatsu Rocky Hybrid memiliki cara kerja berbeda dibandingkan dengan sistem Hybrid lainnya. Mobil ini 100 persen digerakan oleh motor listrik, sehingga bisa merasakan sensasi berkendara layaknya mobil listrik dan mesin bensin digunakan sebagai pembangkit daya baterai. 

Ringkasan Berita:
  • Karawang Assembly Plant 2, yang diresmikan pada Februari 2025, sudah siap memproduksi kendaraan elektrifikasi.
  • Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan sebelum produksi lokal dimulai yakni rantai pasok.
  • Semua komponen yang dibutuhkan harus siap sebelum proses produksi dilakukan di dalam negeri.

 

TRIBUNNEWS.COM, OSAKA - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) masih mempertimbangkan kemungkinan memproduksi Daihatsu Rocky Hybrid secara lokal di Indonesia.

Dalam pengiriman ke konsumen yang dijadwalkan mulai November 2025 akan menggunakan mobil impor utuh atau Completely Built Up (CBU) dari Jepang, yang kemudian disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi di Indonesia.

Menurut Marketing Director dan Corporate Communication Director PT ADM Sri Agung Handayani, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan sebelum produksi lokal dimulai.

Baca juga: Bus Hino Selega Terbaru dan Profia Hidrogen Mendebut di Tokyo Motor Show 2025

Pertama adalah rantai pasok atau supply chain. Semua komponen yang dibutuhkan harus siap sebelum proses produksi dilakukan di dalam negeri.

"Supply chain itu pertama dari upstream. Upstream itu berarti semua. Apakah kita siap dengan semua komponen-komponen itu yang pertama," kata Sri Agung kepada wartawan di Osaka, Jepang, dikutip Kamis (30/10/2025).

Kedua adalah kemampuan ADM memproduksinya secara lokal.

Menurut Agung, Karawang Assembly Plant (KAP) 2, yang diresmikan pada Februari 2025, sudah siap memproduksi kendaraan elektrifikasi.

KAP 2 telah mengadopsi konsep produksi dari pabrik yang ada di Jepang, tepatnya Kyoto Oyamazaki Plant, yaitu Simple, Slim, and Compact (SSC).

Di Indonesia, konsep tersebut dikembangkan menjadi Evolution-SSC (E-SSC).

Contohnya di KAP 2, proses di bagian bodi mobil sudah 98 persen dilakukan oleh robot.

"Pekerjaan di bodi juga ada beberapa proses yang tiga titik dijadikan dia sepenuhnya satu titik," ujar Sri Agung.

Kemudian di proses produksi di KAP 2 saat pengecatan juga sudah mengurangi proses yang manual.

Lalu juga saat proses assembly yang kini lebih cepat. Pada saat pemasangan steering, panel, dan engine juga dijadikan satu.

"Jadi tidak lagi masuk pemasangan engine doang, pemasangan panel. Sekarang dilakukan dalam tiga itu tadi ya, proses steer, panel, sama engine," ucap Sri Agung.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved