5 Fakta tentang Akiya Jepang: Rumah Kosong Harga Murah hingga Gratis yang Ditawarkan Pemerintah
Akiya adalah rumah kosong di Jepang yang ditinggalkan selama lebih dari enam bulan tanpa penghuni. Jumlahnya terus meningkat.
Ringkasan Berita:
- Akiya adalah rumah kosong di Jepang yang ditinggalkan selama lebih dari enam bulan tanpa penghuni.
- Jumlahnya terus meningkat, mencapai lebih dari 9 juta unit karena penurunan populasi dan urbanisasi.
- Pemerintah Jepang menawarkan akiya dengan harga murah bahkan gratis untuk menarik penduduk baru.
TRIBUNNEWS.COM – Di Jepang, istilah akiya (空き家) merujuk pada rumah kosong yang ditinggalkan akibat perubahan demografi dan dinamika ekonomi yang kompleks.
Mengutip hospitalitynet.org, rendahnya angka kelahiran selama beberapa dekade, urbanisasi pesat, serta populasi yang menua telah menyebabkan banyak wilayah pedesaan ditinggalkan, meninggalkan jejak berupa ribuan rumah tradisional kosong.
Sering kali, para ahli waris mewarisi properti tersebut tetapi tidak mampu menanggung biaya perawatan atau renovasinya.
Sekitar 59 persen akiya merupakan properti warisan, sementara kebijakan pajak di Jepang justru menghambat pembongkaran bangunan lama, karena tanah kosong dikenakan pajak lebih tinggi dibanding tanah yang telah dibangun.
Kombinasi faktor-faktor ini membuat jumlah akiya terus meningkat di seluruh negeri.
Pada akhir tahun 2023, Jepang diperkirakan memiliki sekitar 9 juta akiya, atau 13,8?ri seluruh rumah di Jepang, dua kali lipat dari jumlah pada tahun 1993, menurut laporan Nippon.com tahun 2024.
Prefektur pedesaan seperti Wakayama dan Tokushima menghadapi tingkat kekosongan lebih dari 21 persen, sementara bahkan kota besar pun memiliki ratusan ribu rumah yang telah lama kosong.
Menurut Masaki Mori, PhD, Profesor Madya di Sekolah Bisnis Perhotelan EHL Swiss, berikut lima hal penting yang perlu diketahui tentang akiya.
1. Akiya sebagai Peluang Investasi
Sekilas, akiya tampak seperti permata real estat murah bagi investor, namun sebenarnya menyimpan tantangan besar.
Sebagian besar berlokasi di daerah pedesaan dengan aktivitas ekonomi terbatas, membuat permintaan sewa dan prospek penjualan kembali tidak menentu.
Meski harga beli rendah, biaya renovasi bisa sangat tinggi, terutama untuk rumah tua yang memerlukan perbaikan struktural, instalasi modern, serta pemenuhan regulasi bangunan yang ketat.
Masalah hukum dan kepemilikan yang terfragmentasi menambah kerumitan, sementara nilai jual kembali yang rendah menurunkan likuiditas.
Tanpa permintaan lokal atau rencana bisnis yang jelas, misalnya mengubah properti menjadi guesthouse atau penginapan butik, akiya dapat berubah menjadi beban finansial.
Baca juga: 10 Negara yang Siap Membayar Warga Baru untuk Pindah ke Sana: Jepang Tawarkan Akiya
Namun, bagi investor yang berorientasi jangka panjang dan memiliki visi restoratif, akiya menawarkan nilai budaya, arsitektur, dan gaya hidup yang tak ternilai.
2. Akiya sebagai Penginapan dan Bisnis Wisata
Investor dapat memanfaatkan akiya sebagai properti terjangkau dengan potensi tinggi di sektor pariwisata.
| PM Jepang Sanjung Trump, Sebut Pemimpin AS Layak Dapat Hadiah Nobel Perdamaian |
|
|---|
| Jadwal Liga Voli Jepang 2025/2026 Pekan Ini: Tim Farhan Halim Lawan Mantan Klub Rivan Nurmulki |
|
|---|
| 100 Persen Digerakkan Motor Listrik, Daihatsu Klaim Rocky Hybrid Beda dari Mobil Hybrid Lainnya |
|
|---|
| Trump dan Takaichi Tandatangani Kesepakatan Pasokan Tanah Jarang, Lepas Ketergantungan dari China? |
|
|---|
| 10 Hal Biasa tapi Dilarang di Negara Lain: Singapura Tak Izinkan Permen Karet |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.