Kamis, 6 November 2025

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,04 Persen, Ekonom: Tidak Berkualitas, Hanya Kelompok Atas yang Nikmati

Motor penggerak utama ekonomi nasional, yaitu domestic demand atau permintaan dalam negeri, justru pertumbuhannya di bawah 5 persen .

dok. Kompas.id
PERTUMBUHAN EKONOMI - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. 

Ringkasan Berita:
  • Meningkatnya potensi ketimpangan ekonomi di Indonesia.
  • Kelompok menengah bisa semakin tertekan.
  • Kualitas investasi yang belum berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tercatat sebesar 5,04 persen.

Namun, angka tersebut dinilai belum mencerminkan kualitas pertumbuhan yang merata.

"Pertumbuhan yang enggak berkualitas nih," kata Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira kepada Tribunnews, Rabu (5/11/2025).

Bhima menyebut motor penggerak utama ekonomi, yaitu domestic demand atau permintaan dalam negeri, justru pertumbuhannya di bawah 5 persen.

Baca juga: Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI pada Kuartal IV 2025 di Atas 5,12 Persen

"[Pertumbuhan ekonomi] Indonesia ini makin enggak berkualitas karena konsumsi kan yang menggerakkan lapangan kerja juga," ujar Bhima.

Ia menyoroti meningkatnya potensi ketimpangan ekonomi. Ia menilai pertumbuhan yang terjadi justru lebih banyak dinikmati oleh kelompok atas.

"Ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ini akan memicu terjadinya ketimpangan, hanya segelintir kelompok atas yang paling banyak menikmati," ucap Bhima.

Jika terus begini, ia menilai kelompok menengah bisa semakin tertekan.

Masyarakat kelas menengah semakin tertekan karena tidak dapat bantuan sosial, sedangkan lapangan kerja formal juga makin sulit.

"Padahal konsumen kelompok menengah dan rentan itu berkontribusi 68 persen terhadap total pengeluaran nasional," kata Bhima.

"Jadi saya agak warning akan ada shrinking middle class yang terjadi secara masif ke depannya," sambungnya.

Bhima juga menyoroti kualitas investasi yang belum berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja.

Realisasi investasi dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA) tercatat tumbuh 13,89 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal III-2025.

Investasinya memang tumbuh, tetapi serapan tenaga kerjanya makin melemah per satu triliun investasi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved