Sabtu, 8 November 2025

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin: Indonesia Harus Tingkatkan Produktivitas Nasional

Penyumbang ekonomi terbesar Indonesia adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi 19,15 persen terhadap PDB

Editor: Sanusi
HO
PERTUMBUHAN EKONOMI - Kadin Indonesia mengajak para pemangku kepentingan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis peningkatan produktivitas. 

 

 

Ringkasan Berita:
  • Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III 2025 di level 5,04 persen.
  • Kadin ajak para pemangku kepentingan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis peningkatan produktivitas.
  • Indonesia harus mendorong investasi yang membawa teknologi yang tepat dan efektif.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai Indonesia harus meningkatkan produktivitas nasional agar pertumbuhan ekonomi bisa digenjot mengejar pertumbuhan Vietnam yang sudah lebih dahulu mencapai 8 persen sejak kuartal II 2025.

Tercatat, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III 2025 di level 5,04 persen.

WKU Kadin Indonesia Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional (Bippenas-Kadin Indonesia), Bayu Priawan Djokosoetono mengajak para pemangku kepentingan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis peningkatan produktivitas.

Baca juga: Kinerja Ekspor IHT Naik 94 Persen, Wakil Ketua Umum Kadin Soroti Sumbangan Terhadap Devisa Negara

Menurutnya, selama ini pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan input modal/investasi dan penambahan tenaga kerja.

Berdasarkan data APO Databook 2025, kontribusi Total Factor Productivity (TFP) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir nol, sedangkan kontribusi TFP terhadap pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 8 persen apalagi China mencapai 26 persen.

"Mulai sekarang kita harus lebih fokus untuk bersinergi meningkatkan produktivitas agar pertumbuhan 8 persen bisa kita capai secepatnya,” ujar Bayu dikutip Kamis (6/11/2025).

Pada Kuartal-III, produktivitas output PDB nominal per pekerja Indonesia rata-rata Rp 13,78 juta per bulan.

Empat sektor ekonomi dengan produktivitas PDB per pekerja yang paling tinggi adalah sektor pertambangan, dengan produktivitas pekerja 7x dibanding rata-rata.

Diikuti sektor real estate dan sektor informasi & komunikasi dengan produktivitas sekitar 6x dibanding rata-rata.

Urutan keempat adalah sektor penyediaan listrik dan gas dengan produktivitas PDB/pekerja sekitar 4x dibanding rata-rata.

Ia menyebut, empat sektor tersebut memiliki produktivitas tinggi karena bersifat padat teknologi dan padat modal, dan membutuhkan SDM terampil yang berpendidikan tinggi untuk menjalankannya.

“Indonesia harus mendorong investasi yang membawa teknologi yang tepat dan efektif untuk meningkatkan produktivitas berbagai sektor ekonomi, sembari memastikan alih teknologi kepada pemain lokal”, menurut Ikhwan Primanda, Ketua Komite Tetap Perencanaan Ekonomi Kadin Indonesia.

Penyumbang ekonomi terbesar Indonesia adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi 19,15 persen terhadap PDB. Pada kuartal III 2025, industri pengolahan/manufaktur berhasil tumbuh 5,54% y-o-y.

Baca juga: Didukung Kadin dan Apindo, Indonesia dan Hungaria Selenggarakan Hunindotech 6.0

PMI Manufaktur Indonesia juga sudah menunjukkan level ekspansi sejak bulan Agustus dan mencapai 51,2 pada September 2025.

Primanda berharap pemerintah terus mendorong sinergi penguatan industri nasional.

“Transformasi Industri Nasional harus dilanjutkan dengan mendorong munculnya industri bahan baku, bahan antara, dan industri hilir yang bisa menyerap banyak tenaga kerja”, kata Primanda.

Paket Stimulus 8+4+5

Bayu Priawan mengapresiasi paket stimulus 8+4+5 yang diluncurkan pemerintah dan sudah berjalan terutama mulai Oktober 2025.

“Stimulus ekonomi 8+4+5 cukup bagus, misalnya program magang fresh graduate yang disambut 156 ribu pendaftar, tetapi Kadin juga berharap pemerintah melengkapi dengan paket stimulus pariwisata yang bisa mendorong peningkatan travelling dan menyambut Liburan Nataru 2025 nanti," ujar Bayu.

Pertumbuhan tertinggi pada sisi pengeluaran tercatat pada aktivitas ekspor yang tumbuh 9,91 persen pada kuartal-III 2025.

Kontributor utama ekspor masih komoditas lemak dan minyak nabati (tumbuh 50 persen), besi dan baja, mesin/peralatan listrik, perhiasan/permata (tumbuh 82 persen), dan kendaraan & komponennya (hanya tumbuh 8 persen).

“Indonesia perlu meningkatkan daya saing ekspor industri mesin/peralatan listrik, kendaraan&komponennya, serta industri-industri hilir bernilai tambah lainnya,” papar Primanda.

Kadin juga mengapresiasi belanja pemerintah yang tumbuh 5,49 persen pada kuartal III - 2025.

“Semoga penyerapan anggaran pada akhir 2025 ini bisa semakin ditingkatkan, tetapi dengan kualitas penyerapan yang baik dan program-program yang tepat sasaran untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menggairahkan perdagangan sebagai sektor penyumbang PDB terbesar ketiga,” ujar Bayu.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved