Minggu, 9 November 2025

Mentan Libatkan Danantara dalam Hilirisasi Sektor Pertanian hingga Peternakan Senilai Rp 371 Triliun

Pengembangan hilirisasi di sektor pertanian, pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan, yang total nilainya mencapai Rp 371 triliun

Diaz/Tribunnews
HILIRISASI PERTANIAN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (dua dari kanan) dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2025). Ia melibatkan Danantara Indonesia dalam pengembangan hilirisasi di sektor pertanian, pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan. 
Ringkasan Berita:
  • Proyek hilirisasi saat ini sudah memasuki tahap pra-feasibility study (pra-FS).
  • Hilirisasi pada komoditas kelapa mampu memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi petani.
  • Maluku Utara sebagai daerah penghasil kelapa yang harga di situ sudah mulai naik.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melibatkan Danantara Indonesia dalam pengembangan hilirisasi di sektor pertanian, pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan, yang total nilainya mencapai Rp 371 triliun.

Amran menyampaikan, proyek hilirisasi tersebut saat ini sudah memasuki tahap pra-feasibility study (pra-FS) dan diperkirakan rampung dalam waktu dekat.

Setelah pra-FS selesai, dokumen akan diserahkan kepada Danantara untuk ditindaklanjuti.

Baca juga: Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci

Adapun komoditas yang akan dipercepat hilirisasinya adalah kelapa, kakao, mente, kelapa sawit, hingga kelapa dalam.

"Beliau (CEO Danantara Rosan Roeslani) yang menentukan nanti, tapi tadi kita sudah sepakati semua. Prinsipnya kita sudah sepakati dan kita percepat," kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2025).

Amran mencontohkan, hilirisasi pada komoditas kelapa mampu memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi petani.

"Nah, ini kita hilirisasi kalau sesuai diagram pohon industri, itu bisa 100 kali lipat. Artinya apa? Bisa Rp2.400 triliun, tapi itu secara teori. Bisa saja hanya 50 persen, 50 kali lipat, atau 20 kali lipat," ujar Amran.

Ia mencontohkan Maluku Utara sebagai daerah penghasil kelapa yang harga di situ sudah mulai naik.

Sebelumnya, harga kelapa di Maluku Utara berada di kisaran Rp 600 per butir. Sekarang sudah Rp 3.500 per butir, disebut Amran sudah naik sekitar 500 persen.

"Kami harap harusnya harganya minimal Rp 5.000 dan bisa naik 1.000 persen, harusnya. Rp6.000 berarti 1.000 persen," ucap Amran.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hilirisasi ini juga akan berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja.

"Nah, itulah keuntungan nanti ke depan bisa mempekerjakan 1,4 juta orang di perkebunan, peternakan, dan seluruhnya kurang lebih 3 juta ke depan. Mudah-mudahan 3 tahun, 4 tahun ini selesai," kata Amran.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved