Sabtu, 15 November 2025

Proyek Kereta Cepat

Menkeu Purbaya Ikut Arahan Presiden Prabowo soal Utang Kereta Cepat Whoosh

Pemerintah akan cenderung mengambil porsi pendanaan pada sektor infrastruktur, sementara Danantara mengambil bagian operasional.

Nitis/Tribunnews
UTANG KERETA CEPAT - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Pemerintah akan cenderung mengambil porsi pendanaan pada sektor infrastruktur, sementara Danantara mengambil bagian operasional. 

Ringkasan Berita:
  • Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS.
  • Pemerintah akan cenderung mengambil porsi pendanaan pada sektor infrastruktur.
  • Skema pembagian peran dengan Danantara tidak akan merugikan negara.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut akan mengikuti arahan Presiden RI Prabowo Subianto terkait pembayaran utang PT Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh).

"Kalau saya mending nggak bayar. Cuma gini, itu kan ada kebijakan pimpinan di atas presiden," ujar Purbaya saat Media Briefing di Kantor Kemenkeu, Jumat (14/11/2025).

Menkeu Purbaya menegaskan bahwa pemerintah akan cenderung mengambil porsi pendanaan pada sektor infrastruktur, sementara pengadaan rolling stock atau sarana operasional akan ditanggung oleh pihak Danantara.

Baca juga: Skema Pembayaran Utang Kereta Cepat Whoosh Ternyata Belum Final

"Mereka yang nanggung. Cuma saya belum mendapatkan atau kita belum sampai kesimpulan titik terakhir seperti apa," tegas dia.

Meski begitu, Purbaya menegaskan bahwa dia memastikan skema pembagian peran dengan Danantara tidak akan merugikan negara.

"Makanya saya bilang kalau nanti mereka diskusi dengan sana, saya ikut. Saya mau lihat. Jangan sampai saya rugi amat. Tapi kita lihat yang terbaik buat negara ini. Jadi ini prosesnya masih berjalan," ungkapnya.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,54 triliun.

Untuk menutup pembengkakan biaya tersebut, proyek ini memperoleh pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 230,99 juta dollar AS dan 1,54 miliar renminbi, dengan total setara Rp 6,98 triliun.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengelola kereta cepat Whoosh, merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd yang memegang 40 persen saham.

Adapun komposisi pemegang saham PSBI terdiri dari:

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero): 51,37 persen
  • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: 39,12 persen
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk: 8,30 persen
  • PT Perkebunan Nusantara I: 1,21 persen
     

Proyek ini memberikan tekanan besar terhadap kinerja keuangan PT KAI (Persero). Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditanggung melalui konsorsium KCIC mencapai Rp 116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dollar AS. 

Jumlah tersebut sudah termasuk pembengkakan biaya dan menjadi beban berat bagi PT KAI dan KCIC, yang masih mencatatkan kerugian pada semester I-2025.

Prabowo Tanggungjawab

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto bilang Pemerintah Indonesia siap membayar kewajiban utang proyek Whoosh yang mencapai sekitar Rp 1,2 triliun per tahun.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved