Selasa, 11 November 2025

Skema Pembayaran Utang Kereta Cepat Whoosh Ternyata Belum Final

Penentuan skema baru pembayaran utang kereta cepat Whoosh ternyata sampai sekarang belum final, prosesnya masih didiskusikan di internal pemerintah.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
UTANG KERETA CEPAT - Penumpang menaiki Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Penentuan skema baru pembayaran utang kereta cepat Whoosh ternyata sampai sekarang belum final. Prosesnya masih didiskusikan di internal pemerintah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ringkasan Berita:
  • Penentuan skema baru pembayaran utang kereta cepat Whoosh ternyata sampai sekarang belum final. Prosesnya masih didiskusikan di internal pemerintah.
  • Pemerintah akan mengirim tim ke China untuk menegosiasikan pembayaran utang proyek kereta cepat.
  • Pemerintah Indonesia menyatakan akan membayar cicilan utang proyek Kereta Cepat Whoosh sekitar Rp 1,2 triliun per tahun.

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penentuan skema baru pembayaran utang kereta cepat Whoosh ternyata sampai sekarang belum final. Prosesnya masih didiskusikan di internal pemerintah.

Hal itu terungkap dari pernyataan terbaru Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Dia mengatakan, skema penyelesaian utang Whoosh masih didiskusikan meskipun Presiden Prabowo Subianto memastikan akan membayar cicilan utang proyek di era Jokowi tersebut Rp 1,2 triliun per tahun.

"Itu masih didiskusikan, masih didiskusikan detailnya. Itu masih, yang ada adalah masih garis-garis besarnya," kata Menkeu Purbaya saat kunjungan di Surabaya, Senin (10/11/2025).

Menkeu Purbaya menyebut pemerintah akan mengirim tim ke China untuk menegosiasikan pembayaran utang proyek kereta cepat.

"Mungkin Indonesia akan kirim tim ke China lagi kan untuk diskusi seperti apa nanti pembayaran persisnya. Saya minta tadi, kalau itu saya diajak biar saya tahu diskusinya seperti apa nanti," kata dia.

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto bilang Pemerintah Indonesia siap membayar kewajiban utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh yang mencapai sekitar Rp 1,2 triliun per tahun.

“Pokoknya enggak ada masalah karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun. Tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” kata Prabowo usai meninjau Stasiun Manggarai dan meresmikan beroperasinya Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Prabowo menegaskan proyek Whoosh tidak semestinya hanya dilihat dari sisi untung dan rugi, tapi juga dari manfaat sosial dan ekonomi ke masyarakat.

Menurutnya, proyek tersebut adalah bagian dari kerja sama internasional strategis yang tetap berada di bawah kendali pPemerintah Indonesia.

“Jadi saya tidak, tetapi saya kira yang penting kita kuasai teknologi. Kita, we are at an edge of best practice. Dan ini ingat ya, ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok,” ujarnya.

Prabowo menegaskan bahwa tanggung jawab penuh atas proyek tersebut kini berada di tangan dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia.

“Sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut. Kita mampu. Dan kita kuat,” tegasnya.

Baca juga: Agus Pambagio: Semua yang Terlibat Proyek Kereta Cepat Harus Dimintai Pertanggungjawaban 

Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,54 triliun.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved