Dirut KCIC Datangi Kantor Menko Perekonomian, Bahas Restrukturisasi Whoosh?
Dwiyana menyatakan bahwa seluruh mekanisme restrukturisasi utang Whoosh kini berada di bawah koordinasi Danantara.
Ringkasan Berita:
- Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyambangi kantor Kemenko Perekonomian.
- Ada dugaan KCIC membahas restrukturisasi utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyambangi kantor Kemenko Perekonomian, Senin (17/11/2025).
Kedatangan Dirut KCIC ini memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan pembahasan lanjutan soal restrukturisasi proyek kereta cepat Jakarta Bandung (Whoosh).
Saat ditanya wartawan, Dwiyana menegaskan kedatangannya hanya merupakan diskusi biasa. "Nggak, nggak. Saya diskusi biasa aja," ujar Dwiyana.
Ketika ditanya isu restrukturisasi KCIC Dwiyana menyatakan bahwa seluruh mekanisme restrukturisasi kini berada di bawah koordinasi Danantara.
"Pokoknya kalau untuk restrukturisasi kan kita serahkan ke Danantara. KCIC di bawah Danantara. Jadi apa pun mekanisme, skemanya, kita serahkan ke Danantara," tegas dia.
Dwiyana juga menegaskan bahwa komunikasi KCIC terkait restrukturisasi akan dilakukan melalui satu pintu yakni Danantara.
"Pokoknya kita ikutin, biar satu pintu lewat Danantara," imbuhnya menegaskan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pertemuan Dirut KCIC membahas soal teknis. "KCIC pertemuan teknis. Teknis belum kita selesai pembahasan," sambungnya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,54 triliun.
Untuk menutup pembengkakan biaya tersebut, proyek ini memperoleh pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 230,99 juta dollar AS dan 1,54 miliar renminbi, dengan total setara Rp 6,98 triliun.
Baca juga: Skema Pembayaran Utang Kereta Cepat Whoosh Ternyata Belum Final
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengelola kereta cepat Whoosh, merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan saham 60 persen dengan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd yang memegang 40 persen saham.
Adapun komposisi pemegang saham PSBI terdiri dari:
- PT Kereta Api Indonesia (Persero): 51,37 persen
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: 39,12 persen
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk: 8,30 persen
- PT Perkebunan Nusantara I: 1,21 persen
Baca juga: Agus Pambagio: Semua yang Terlibat Proyek Kereta Cepat Harus Dimintai Pertanggungjawaban
-
Proyek ini memberikan tekanan besar terhadap kinerja keuangan PT KAI (Persero). Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditanggung melalui konsorsium KCIC mencapai Rp 116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dollar AS.
Jumlah tersebut sudah termasuk pembengkakan biaya dan menjadi beban berat bagi PT KAI dan KCIC, yang masih mencatatkan kerugian pada semester I-2025.
| Menkeu Purbaya Ingin Dilibatkan dalam Negosiasi Utang Whoosh dengan China: Biar Tahu Seperti Apa |
|
|---|
| KPK Temukan Dugaan Tanah Negara Dijual untuk Pengadaan Lahan Whoosh, Menteri ATR: Belum Tahu |
|
|---|
| Skema Pembayaran Utang Kereta Cepat Whoosh Ternyata Belum Final |
|
|---|
| Ada Indikasi Tanah Negara Dijual Oknum dalam Pengadaan Lahan Whoosh, KPK: Negara Rugi |
|
|---|
| KPK Temukan Dugaan Tanah Negara Dijual untuk Proyek Whoosh, Ada Mark Up Harga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Bos-KCIC-Dwiyana-Slamet-Riyadi-OK.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.