Jumat, 3 Oktober 2025

Ibadah Haji 2025

Penempatan Jemaah Berbasis Syarikah Sangat Penting Demi Sukseskan Layanan Puncak Haji di Armuzna

Pendekatan berbasis syarikah dilakukan agar proses mobilisasi dan layanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) berjalan optimal.

Penulis: Dewi Agustina
Humas Kemenag
LAYANAN BERBASIS SYARIKAH - Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi menyebut penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah dilakukan berbasis pada Syarikah dan bukan kelompok terbang (kloter). Ini dilakukan agar proses mobilisasi dan layanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) berjalan optimal. 

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi menyebut penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah dilakukan berbasis pada Syarikah dan bukan kelompok terbang (kloter). 

Pendekatan berbasis syarikah dilakukan agar proses mobilisasi dan layanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) berjalan optimal.

Baca juga: Komisi VIII DPR Minta Menteri Agama Negosiasi Sistem Syarikah Haji Arab Saudi

Untuk tahun ini, ada delapan Syarikah yang melayani jemaah haji Indonesia, yaitu: 

  1. Al-Bait Guest yang melayani 35.977 jemaah
  2. Rakeen Mashariq (35.090)
  3. Sana Mashariq (32.570)
  4. Rehlat & Manafea (34.802)
  5. Alrifadah (20.317)
  6. Rawaf Mina (17.636)
  7. MCDC (15.645)
  8. Rifad (11.283) 

Tujuannya untuk memudahkan pengendalian dan memperjelas koordinasi di lapangan, serta memastikan jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan optimal dan tertata.

"Penempatan jemaah berbasis Syarikah di Makkah pada tahun ini, sangat urgen dan penting untuk menyukseskan layanan jemaah saat puncak haji di Armuzna. Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah berbasis syarikah mempertimbangkan proses pergerakan dan layanan kepada jemaah saat di Armuzna," kata Muchlis M Hanafi di Madinah, Kamis (15/5/2025).  

Jemaah haji Indonesia diberangkatkan dalam dua gelombang. 

Baca juga: Daftar 8 Syarikah yang Ditunjuk dalam Sistem Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025

Gelombang pertama, jemaah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Di kota Nabi, penempatan jemaah dilakukan tetap berbasis kelompok terbang atau kloter. 

"Pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah dikelompokkan berbasis Syarikah. Ketika akan pulang ke tanah air, mereka akan dikembalikan pada kloter awal saat berangkat," papar Muchlis M Hanafi.

Untuk jemaah haji yang berangkat pada gelombang kedua, mereka akan mendarat di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah. 

Dari bandara, jemaah diberangkatkan dengan bus berdasarkan Syarikah sesuai basis penempatan hotel di Makkah.

"Layanan di Makkah berbasis Syarikah ini linear dengan pola pergerakan jemaah dari Makkah menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina, serta layanan di dalamnya. Sehingga pengelompokkan berbasis Syarikah ini penting dalam rangka menyukseskan pelaksanaan puncak haji di Armuzna," sebut Muchlis M Hanafi.

Terkait dampak pendekatan ini mengakibatkan ada sejumlah pasangan suami istri atau anak dan orang tua atau pendamping dengan lansia dan disabilitas yang terpisah karena beda Syarikah.

Mananggapi hal ini, Muchlis M Hanafi menjelaskan pihaknya terus berusaha melakukan mitigasi agar implikasinya bisa diminimalisir. 

Langkah yang dilakukan, kata Muchlis M Hanafi, antara lain melakukan identifikasi berbasis data terkait jemaah terdampak. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved