Senin, 11 Agustus 2025

Ibadah Haji 2025

PPIH Pastikan Distribusi Kartu Nusuk untuk Seluruh Jemaah Haji Berjalan Lancar

Sebab kartu Nusuk sangat penting bagi jemaah karena menjadi semacam 'paspor perhajian' yang dibutuhkan dalam setiap tahapan dan aktivitas perhajian.

Penulis: Dewi Agustina
Editor: Wahyu Aji
HO/MEDIA CENTER HAJI/MCH 2025
KARTU NUSUK - Syarikah atau penyedia layanan haji di Madinah memfoto jamaah haji yang sudah mendapatkan kartu nusuk, Jumat (2/5/2025) malam. Kartu nusuk ini wajib dibawa saat di Tanah Suci. 

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Hingga Kamis (14/5/2025), sebanyak 94.573 dari kuota 203.320 jemaah haji Indonesia telah berada di Arab Saudi.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), dari jumlah 94.573 itu, sebanyak 20.400 adalah jemaah usia lanjut (lansia).

Namun masih ada kartu Nusuk yang belum tersalurkan kepada jemaah.

Karena itu pihak Syarikah dan PPIH Arab Saudi saat ini tengah melakukan akselerasi distribusi kartu Nusuk.

Sebab kartu Nusuk sangat penting bagi jemaah karena menjadi semacam 'paspor perhajian' yang dibutuhkan dalam setiap tahapan dan aktivitas perhajian.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi di Madinah mengimbau jemaah haji agar tak khawatir karena belum mendapatkan kartu Nusuk.

"Masalah akselerasi distribusi kartu Nusuk sudah kita bahas bersama dengan pihak Kementerian Haji dan Umrah Saudi bersama pihak Syarikah. Sampai saat ini, ada 92.437 jemaah yang tiba di Arab Saudi. Namun, masih ada kartu Nusuk yang belum tersalurkan ke jemaah," kata Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi di Madinah, Kamis (15/5/2025).  

Menurut Muchlis, hasil rapat dengan Kemenhaj dan para Syarikah, disepakati bahwa tim Syarikah dibantu petugas PPIH akan bersinergi agar dapat segara membagikan kartu Nusuk kepada jemaah haji Indonesia yang belum mendapatkannya.

Pihaknya dalam beberapa hari terakhir sebenarnya sudah melakukan akselerasi.

Hal itu berjalan efektif sehingga makin banyak jemaah yang sudah mendapatkan karyu nusuk.

"Kami melakukan akselerasi agar pendistribusian lebih cepat. Alhamdulillah setelah ada akselerasi, distribusi dan aktivasi kartu Nusuk capaianya meningkat," papar Muchlis.

Lebih lanjut, Muchlis memastikan jemaah yang saat tiba di Makkah belum mendapatkan kartu Nusuk, tetap bisa melaksanakan umrah wajib.

"Namun tentunya dengan pendampingan dari pihak Syarikah," lanjutnya.

Pemerintah Arab Saudi, kata Muchlis, memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap jemaah haji Indonesia.

Sebab, Indonesia merupakan negara dengan jumlah jemaah haji terbesar.

Karenanya, sinergi Indonesia dan Saudi sangat penting dalam menyukseskan penyelenggaran haji.

Hal itu lah yang mendasari dilakukannya rapat bersama untuk membahas solusi atas beragam persoalan yang muncul.

"Kami tidak lagi mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana mencari solusi bagi persoalan yang muncul di lapangan ini," tandasnya.

Diketahui jemaah haji Indonesia akan menerima kartu Nusuk saat berada di Arab Saudi.

Nusuk menjadi semacam identitas sekaligus 'tiket' bagi jemaah dalam mendapatkan akses layanan dan juga dalam aktivitas di setiap tahapan ibadah haji.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan ada tiga fungsi utama kartu Nusuk.

Pertama, Nusuk adalah layanan dari syarikah. Tahun ini, layanan jemaah haji Indonesia dikelola oleh delapan perusahaan swasta yang disebut sebagai syarikah.

"Setibanya di Madinah, jemaah akan ditempatkan di hotel yang telah ditentukan oleh syarikah. Nah, sebelum bergerak ke Makkah, setiap jemaah akan diberikan Nusuk," terang Hilman saat melepas jemaah haji asal Kabupaten Sukabumi yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 18 di Embarkasi Bekasi, Sabtu (10/5/2025).

Menurut Hilman, menjadi tanggung jawab petugas untuk memastikan setiap jemaah memiliki kartu Nusuk.

Hal itu akan mempercepat proses identifikasi dan pelayanan karena data jemaah sudah sinkron dengan data syarikah.

"Nusuk ini spesifik sesuai dengan syarikah yang melayani. Jadi, Insya Allah tidak akan ada lagi cerita jemaah telantar karena ketidakjelasan layanan," paparnya.

Kedua, Nusuk menjadi syarat masuk ke Masjidil Haram.

"Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui 'Nusuk', Insya Allah proses ini akan berjalan lebih tertib dan lancar," ujarnya.

Ketiga, kegunaan Nusuk akan sangat terasa saat puncak ibadah haji, yakni pergerakan massal jemaah dari Makkah ke Arafah, lalu ke Muzdalifah, dan Mina.

Baca juga: Jemaah Haji yang Belum Terima Kartu Nusuk Tetap Bisa Masuk Masjidil Haram

"Kita akan memberikan pertimbangan khusus untuk jemaah lansia dan pendampingnya. Namun, secara umum, Nusuk akan menjadi acuan data yang sangat penting untuk mengelola pergerakan 2 juta lebih jemaah. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar," tegasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan