Ibadah Haji 2025
Apresiasi Menag atas Totalitas Petugas Haji 2025: Mereka Bekerja dalam Senyap dan Diam
Menag mengapresiasi petugas haji yang telah bekerja dengan dedikasi luar biasa selama lebih dari dua bulan pelaksanaan ibadah haji.
Penulis:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025 atau petugas haji.
Menurut Menag, petugas haji telah bekerja dengan dedikasi luar biasa selama lebih dari dua bulan pelaksanaan ibadah haji.
Baca juga: Kisah Haru Petugas Haji Rawat Lansia Demensia, Rela Tidur di Lantai dan Dampingi hingga Pulang
Menag menyebut, para petugas haji bekerja dalam senyap dan diam.
"Inilah kebanggaan kita semuanya, seluruh petugas mulai dari Amirul Hajj sampai teman-teman di lapangan yang bekerja dengan senyap, diam tanpa pernah berkomenter apapun," ujar Menag saat menutup operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M di Aula HM Rasjidi Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).
"Alhamdulillah, saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh petugas haji kita yang luar biasa. Mereka tidak hanya bekerja, tetapi juga melayani dengan hati. Bahkan sampai menggendong dan mendorong jemaah yang kelelahan karena cuaca atau usia," ujarnya.
Apresiasi ini disampaikan di hadapan para tokoh nasional dan tamu undangan, termasuk Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Muhadjir Effendy, Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional Dudung Abdurrachman, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi, perwakilan Kedutaan Besar Arab Saudi, serta para pejabat Kementerian dan Lembaga terkait.
Baca juga: Kisah Jemaah Asal Cirebon 3 Hari Simpan Ponsel Petugas Haji yang Hilang di Arafah
Menag menilai kesuksesan haji tahun ini bukan hanya soal teknis operasional, tapi juga tentang ketangguhan dan respons cepat para petugas menghadapi berbagai dinamika di lapangan.
Salah satunya adalah penyesuaian sistem syarikah di pekan awal pelaksanaan haji.
"Kita sempat menghadapi tantangan di minggu pertama, terutama terkait penyesuaian sistem layanan. Tapi berkat kerja cepat tim, semua bisa ditangani dengan baik," ungkapnya.
Menag juga menyampaikan bahwa apresiasi tidak hanya datang dari pemerintah Indonesia, tetapi juga dari Pemerintah Arab Saudi.

Menurutnya, Saudi menilai jemaah Indonesia sangat tertib dan minim pelanggaran.
"Ini menunjukkan bahwa peran petugas sangat signifikan. Mereka hadir mendampingi jemaah dengan sepenuh hati, menjadi penopang utama kelancaran ibadah," tambahnya.
Tak hanya berhenti pada evaluasi, Kementerian Agama juga merumuskan formula baru untuk perbaikan layanan haji ke depan, yang disebut 5BPH (5 Terobosan Baru, 5 Pengembangan Progresif, dan 5 Harapan Masa Depan).
Namun bagi Menag, semua inovasi itu tak akan berarti tanpa kehadiran para petugas di lapangan.
"Saya percaya, sebaik apapun sistem, yang membuatnya hidup adalah manusianya. Dalam hal ini, para petugas haji adalah ruh dari pelayanan kita," tegasnya.
Menutup sambutannya, Menag kembali menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf jika selama pelaksanaan masih ada kekurangan dalam pelayanan.
"Semoga seluruh jemaah menjadi haji yang mabrur. Dan kepada petugas, semoga dedikasi ini menjadi amal jariyah yang tak terputus," pungkasnya.
Jumlah Jemaah Meninggal dan Sakit
Menag mengatakan jumlah jemaah haji yang meninggal sebanyak 447 jemaah, terdiri dari 435 jemaah haji reguler dan 12 jemaah haji khusus.
"Jumlah ini turun dibanding dengan total wafat pada tahun 2024 yang mencapai 461 jemaah," kata Menag.
Sementara itu hingga berakhirnya masa operasional haji, sebanyak 40 jemaah masih menjalani perawatan di Arab Saudi.
Berikut rinciannya:
- Enam dirawat di rumah sakit di Makkah
- Enam jemaah di rumah sakit di Jeddah
- Satu jemaah di rumah sakit Riyad
- 27 jemaah dirawat di rumah sakit di Madinah
Tes DNA Keluarga Jemaah Hilang
Mereka akan tetap mendapatkan pendampingan dari Kantor Urusan Haji (KUH) pada KJRI di Jeddah.
Demikian pula proses pencarian terhadap 3 jemaah yang hilang (Nurimah Mentajim, Sukardi dan Hasbullah) juga terus dilakukan.
Terkini, Pemerintah Arab Saudi meminta Indonesia untuk melakukan tes DNA terhadap keluarga dari 3 jemaah haji yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti terkait nasib dan keberadaan 3 jemaah tersebut.
Sebab ada beberapa jenazah di rumah sakit di Arab Saudi yang belum dimakamkan.
"Ada solusi yang ditawarkan oleh pemerintah Saudi Arabia karena masih ada sejumlah mayat di rumah sakit yang belum dikuburkan. Kita diminta untuk mengambil DNA anggota keluarga jemaah tersebut," kata Menag.
Diketahui operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H berlangsung sejak 1 Mei 2025 yang ditandai dengan masuknya jemaah ke asrama haji untuk bersiap terbang di Tanah Suci.
Dalam rentang 72 hari masa operasional, tercatat sebanyak 203.149 jemaah yang tergabung dalam 525 kelompok terbang, tiba di Arab Saudi dalam dua gelombang pemberangkatan.
Sebanyak 103.806 jemaah dalam 266 kloter mendarat di Madinah pada fase kedatangan gelombang I.
Sebanyak 99.343 jemaah mendarat di Jeddah pada fase kedatangan jemaah gelombang II.
Sementara pada fase pemulangan, 101.339 jemaah yang tergabung dalam 260 kloter terbang ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah.
Sebanyak 101.274 jemaah pulang ke Indonesia dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.