Senin, 24 November 2025

Ibadah Haji 2026

Muhadjir Nilai akan Terjadi Penghematan Biaya Berhaji Jika Bandara Taif Jadi Destinasi

Muhadjir Effendy menyampaikan pentingnya Bandara Taif, Arab Saudi sebagai destinasi haji. 

Editor: Hasanudin Aco
Istimewa/Tribunnews.com
DESTINASI HAJI - Penasihat Khusus Presiden bidang Haji Prof.Muhadjir Effendy saat menghadiri Musyawarah Nasional XI Majelis Ulama Indonesia di di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 21 November 2025. Ia menyampaikan pentingnya Bandara Taif, Arab Saudi sebagai destinasi haji. 
Ringkasan Berita:
  • Muhadjir Effendy menilai pentingnya Bandara Taif, Arab Saudi sebagai destinasi haji
  • Jika kita menggunakan Bandara Taif sebagai destinasi haji maka Indonesia akan mendapat 27 slot penerbangan per hari
  • Jika masa tinggal bisa ditekan menjadi 30 atau 32 hari, maka terjadi penghematan biaya yang signifikan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penasihat Khusus Presiden bidang Haji Prof. Muhadjir Effendy menyampaikan pentingnya Bandara Taif, Arab Saudi sebagai destinasi haji. 

Hal itu diungkapkan saat memberikan materi di Musyawarah Nasional XI Majelis Ulama Indonesia di di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 21 November 2025.

Tema yang diangkat pada Munas tahun ini adalah “Meneguhkan Peran Ulama untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat.”

“Jika kita menggunakan Bandara Taif sebagai destinasi haji maka Indonesia akan mendapat 27 slot penerbangan per hari,” ujarnya.

Sehingga pemberangkatan jemaah haji Indonesia tidak perlu 30 hari seperti selama ini.

Ada multiplier effect yang signifikan jika Indonesia mendapat 27 slot per hari yaitu mempengaruhi masa tinggal jemaah haji di Arab Saudi. 

Jika masa tinggal bisa ditekan menjadi 30 atau 32 hari, maka terjadi penghematan biaya yang signifikan.

Ada penghematan sekitar Rp 15,8 juta per jemaah atau Rp 3,2 triliun untuk semua jemaah. 

“Saya sudah bicara dengan otoritas bandara Taif, mereka sangat antusias jika Indonesia berminat untuk menjadikan bandara Taif sebagai destinasi haji. Bahkan mereka sanggup memperluas terminal kedatangan internasionalnya yang hanya bisa menampung sekitar 500 orang. Apa yang diminta Indonesia kami siapkan,” tuturnya.

Menurut Muhadjir di Taif ada dua runway untuk pesawat berbadan lebar yang mengangkut jemaah haji.

Memang ada kendala karena berada di ketinggian maka udaranya tipis. Ini menjadi masalah ketika take off. 

“Tidak ada masalah jika landing. Namun untuk take off penumpangnya harus dikurangi,” ujarnya. Suhu di Taif yang dingin juga baik untuk adaptasi jemaah Indonesia sebelum ke Mekkah yang terik.

Untungkan jemaah haji

Jarak Taif ke Mekkah yang relatif dekat juga menguntungkan jemaah haji. Cukup waktu 47 menit untuk sampai ke Mekkah. 

“Memang ada jalan yang berkelok-kelok namun ada jalan yang lurus. Seperti jalan tol. Hanya 47 menit saya saat berkunjung ke sana,” katanya.

Selain itu di Taif ada miqat atau batas waktu dan tempat dimulainya ibadah haji dan umrah, yang legendaris.

“Namanya miqat Qarn al Manazil. Ini bukan miqat-miqatan, tetapi termasuk miqat utama,” tuturnya. 

Miqat Qarn al-Manāzil dikenal juga sebagai miqat al-Sail al-Kabeer terletak di dekat Taif, sekitar 75–80 kilometer di timur Makkah.

Berfungsi sebagai Miqat bagi para peziarah yang datang dari Najd atau melewati Taif menuju Makkah. Ini adalah salah satu dari lima Miqat  utama yang ditetapkan Nabi Muhammad SAW untuk memasuki ihram.

Gus Irfan Soroti Denda

Selain Muhadjir, tampil sebagai pembicara Menteri Haji dan Umrah Irfan Yusuf Hasyim, Mustolih Siradj, Ketua Komnas Haji, dan Marwan Dasopang, Ketua Komisi VIII DPR RI. 

Gus Irfan dalam uraiannya menyoroti dam atau sanksi atau denda yang harus dibayar saat seseorang menunaikan ibadah haji. 

Karena jemaah haji Indonesia kebanyakkan menunaikan haji Tamattu’ maka harus membayar dam berupa sembelihan (hadyu). Sekitar 200 ribu jemaah haji Indonesia harus membayar dam satu ekor kambing. 

“Untuk hal ini kami belum melangkah apa-apa karena menunggu fatwa MUI apakah dam bisa disembelih di dalam negeri,” kata Gus Irfan. 

Jika itu dibolehkan maka akan menggerakkan perekonomian dalam negeri juga memberdayakan industri ternak di Indonesia.

“Bayangkan 200 ribu kali 2,5 juta rupiah, maka bergulir uang 500 milyar rupiah,” katanya.

Persoalan Dam Haji

Senada dengan Gus Irfan, Marwan Dasopang juga menyoroti masalah dam. Anggota DPR ini meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) segera menyelesaikan persoalan dam haji. 

“Terutama terkait fatwa boleh tidaknya dam di sembeli di dalam negeri,” katanya. 

Karena pada pelaksanaan dam tahun lalu, dam yang dikumpulkan Baznas hanya terkumpul sekitar Rp 20 miliar dari potensi Rp 500 miliar.  

Sedangkan Mustolih Siradj menyoroti tentang dana subsidi jemaah haji yang berasal dari pengelolaan dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). 

Menurut Mustolih, pola subsida dari dana manfaat dana haji ini merupan bom waktu.

“Jika poal ini dipertahankan kemampuan BPKH untuk mensubsidi hanya sekitar 15 tahun. Dan ini bom waktu,” katanya. 

Menurut Mustolih selama ini jemaah yang berangkat mendapat subsidi hingga Rp 30 juta lebih, sedangkan pemilik dana haji hanya mendapat Rp 500 ribu per tahun.

“Padahal dana itu kan akadnya titipan,” tuturnya.  

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Bandara Taif sebagai destinasi haji dapat membawa manfaat signifikan bagi jemaah haji Indonesia, termasuk penghematan biaya dan waktu, serta peningkatan kualitas layanan haji. 

Namun, masih diperlukan koordinasi dan kerja sama antara pemerintah, ulama, dan stakeholder terkait untuk mewujudkan hal ini.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved