Konflik Rusia Vs Ukraina
Vladimir Putin Blusukan Temui Warga Rusia Setelah Isu Kudeta Wagner Mereda
Aksi Putin ini dilakukan sepekan setelah upaya kudeta yang dilakukan pemimpin perusahaan militer swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Untuk pertama kalinya, Presiden Rusia Vladimir Putin blusukan menemui warganya.
Aksi Putin ini dilakukan sepekan setelah upaya kudeta yang dilakukan pemimpin perusahaan militer swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin.
Putin terlihat menemui rakyat Rusia di Debent, Rabu (28/6/2023).
Dia menyapa warga hingga mencium kening dan berswafoto dengan warga Rusia yang ditemuinya.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang nyaris tak pernah dilakukan Putin sebelumnya.
Itu juga menjadi yang pertama kali bagi Putin menemui rakyat secara langsung sejak pandemi Covid-19 melanda.
Baca juga: Putin Disambut seperti Selebriti di Dagestan, Kremlin: Pengaruh Presiden Rusia Masih Kuat
Biasanya Putin menyampaikan pidato di depan warga dan militer di hari-hari tertentu.
Apalagi hal itu terjadi tak lama setelah kekuasaannya nyaris dinodai dengan kudeta yang dilakukan bekas orang dekatnya tersebut.
Kremlin menekankan bahwa presiden tetap tunduk pada keamanan khusus.
Tetapi Putin, kata Kremlin, tak dapat menolak orang-orang yang disebutnya datang untuk menunjukkan dukungan kepadanya tanpa diminta.
Menurut pengamat, blusukan itu dilakukan Putin untuk mengembalikan citranya yang sempat rusak karena pemberontakan Wagner.
“Sebagian elite Rusia menilai (Putin) sebagai kaisar yang kuat. Seorang kaisar kuat seharusnya tak membiarkan itu (pemberontakan) terjadi,” kata Greg Yudin, profesor filosofi politik dari Sekolah Ilmu Sosial dan Ekonomi Moskow seperti dilansir Financial Times, Jumat (30/6/2023).
“Saya pikir ini belum berakhir, dan ia sadar akan itu,” tambah Yudin.
Meski pemberontakan yang terjadi berumur pendek, tanggapan Putin akan aksi tersebut menunjukkan tanda-tanda kelemahan.
Pada hari pemberontakan, Putin berjanji akan menghukum para pengkhianat. Namun, kemudian ia menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Prigozhin, dan mengizinkan para pemberontak kembali.
Bahkan ia tak memberikan hukuman berat kepada mereka.
"Cerita ini menunjukkan kerapuhan negara Rusia dan kepemimpinan Putin," ungkap Vladimir Gelman, pakar ilmu politik Rusia di Universitas Helsinki.
Menurut Gelman, apa yang dilakukan Kremlin dengan mempublikasikan aktivitas-aktivitas Putin seperti kunjungannya ke Derbent, merupakan upaya untuk "memulihkan status quo sebelumnya."
Ucapan Terima Kasih
Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan terima kasih kepada para komandan dan tentara dari perusahaan militer swasta Wagner Group, karena telah menarik pasukannya dari Moskow.
Ucapan terima kasih itu disebutkan dalam pidatonya di hadapan rakyat Rusia pada hari Senin (26/06/2023) lalu.
Putin juga berterima kasih kepada rakyat Rusia atas "upaya bertahan, persatuan, dan patriotisme mereka," serta menambahkan bahwa sebagian besar pasukan Wagner adalah patriot.
Namun ia memperingatkan bahwa setiap upaya pemerasan atau pemberontakan di Rusia "pasti akan gagal."
"Sejak awal kejadian, atas perintah saya, langkah-langkah diambil untuk menghindari pertumpahan darah berskala besar," tegas Putin.
"Justru pertumpahan darah inilah yang diinginkan oleh musuh-musuh Rusia, baik neo-Nazi di Kyiv maupun para pendukung mereka di Barat, dan semua jenis pengkhianat bangsa," tambahnya.
Putin sering kali menuduh pemerintah Ukraina telah dikuasai oleh Nazi, meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy adalah seorang Yahudi.
"Mereka ingin tentara Rusia saling membunuh satu sama lain," ujar Putin dalam pidatonya.
Dihadiahi Al-Quran
Vladimir Putin juga mendapatkan hadiah Al-Quran saat mengunjungi wilayah Derbent, Dagestan.
Putin mendapatkan hadiah Al-Quran saat ia mengunjungi Masjid Juma di Dagestan, Rabu (28/6/2023).
Ia mengunjungi wilayah itu untuk melihat perayaan Iduladha di Dagestan.
“Kami memberikan Presiden kami (Putin) Quran dari Kota Suci Makkah,” ujar Direktur Pemeliharaan Museum Derbent, Veli Fataliyev kepada TASS.
Putin sendiri mengungkapkan keagungan Al-Quran dan menegaskan siapa pun yang merusak dan menghina kitab suci Islam itu akan dihukum di Rusia.
"Di negara kami, hal itu adalah kejahatan yang melanggar konstitusi dan KUHP," tuturnya dilansir dari Iran Press.
Ia pun berterima kasih atas hadiah Al-Quran tersebut.
"Quran suci untuk Islam, begitu juga harus menjadi sesuatu yang suci untuk orang lain. Kami akan mengikuti aturan tersebut," ujarnya.
Dagestan sendiri merupakan wilayah Rusia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam.
Masjid Juma sendiri masjid paling kuno di Rusia, dan salah satu yang tertua di seluruh dunia.
Menurut sumber tertulis, pemimpin militer Arab, Maslama Ibn Abd al-Malik memulai pembangunan Masjid Juma pada 733-734.
Tiga pohon sycamore berusia ribuan tahun berdiri di halaman masjid.
Pada 2012, pohon tersebut diakui sebagai monumen alam dan saat ini dilindungi oleh negara.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1265: Tak Hanya Putin, Eropa Desak AS Undang Zelensky ke Alaska |
---|
Zelenskiy Dapat Dukungan NATO dan Uni Eropa Jelang Pertemuan Trump-Putin di Alaska |
---|
Produsen Bahan Peledak Rusia Gunakan Perantara Tiongkok untuk Dapatkan Peralatan Siemens |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1263: Trump dan Putin Akan Bertemu di Alaska Bahas Pertukaran Wilayah |
---|
Trump dan Putin Akan Bertemu di Alaska Jumat Depan, Bahas Perdamaian Ukraina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.