Kamis, 18 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Mengalami Kekalahan Terburuk di Gaza: 15 Tentara Tewas Termasuk Kolonel dan Letkol

Sebanyak 10 tentaranya tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk kolonel yang memimpin pangkalan depan dan letnan kolonel yang memimpin resimen.

Editor: Erik S
MARCO LONGARI / AFP
Tentara Israel memeriksa dokumen warga Palestina yang mendekati pintu masuk kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 13 Desember 2023, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan gerakan militan Hamas di Gaza. 

"Pertama, memenangkan hati dan pikiran warga melalui tindakan nyata, dan memastikan Hamas tidak dapat bangkit kembali," ujarnya, seperti dilansir dari CNA.

Baca juga: IDF Kerahkan Batalyon Caracal Berisi Wanita Tentara Buat Misi Rahasia: Diklaim Lenyapkan 100 Hamas

Ia berbicara dalam acara SR Nathan Distinguished Lecture 2023 pada Rabu (13/12/2023).

Forum ini dimoderatori oleh Bilahari Kausikan, ketua Institut Timur Tengah Universitas Nasional Singapura.

Petraeus, yang menghabiskan sebagian besar karir militernya di Timur Tengah melalui peran sebagai komandan Komando Pusat AS, mengamati bahwa tidak ada negara Arab atau organisasi internasional yang mengindikasikan kesediaan untuk mengelola Gaza.

"Saya juga tidak melihat adanya kesediaan dari pihak AS untuk memerintah Gaza. Jadi, satu gagasan besar tentang siapa yang akan mengelola Gaza, setidaknya pada masa transisi, (mulai) terlihat semakin jelas bagi saya bahwa itu haruslah Israel sebagai mode default," katanya.

"Idealnya ... dan tujuannya pada akhirnya adalah memiliki entitas Palestina yang kompeten, mampu, dan dapat dipercaya yang dapat mengawasi orang-orang Palestina di Gaza, tetapi kita tidak melihat salah satu dari mereka, bahkan di Tepi Barat," tambahnya.

Otoritas Palestina telah mengawasi beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel sejak pertengahan 1990-an.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bulan lalu bahwa Otoritas Palestina yang "direvitalisasi" pada akhirnya harus memerintah Jalur Gaza dan Tepi Barat setelah perang Israel-Hamas.

Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa otoritas Palestina dalam bentuknya sekarang tidak mampu menerima tanggung jawab atas Gaza.

Baca juga: Update Perang Israel-Hamas Hari ke-68, Gaza Diguyur Hujan Lebat, Was-was Muncul Penyakit Menular

Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa Israel harus mempertahankan tanggung jawab militer secara keseluruhan di Gaza di masa yang akan datang.

Petraeus, yang juga mantan direktur Badan Intelijen Pusat, mengatakan bahwa administrator masa depan Gaza harus memastikan bahwa Hamas tidak dapat bangkit kembali.

"(Pembentukan kembali) Hamas mungkin akan menjadi tantangan terbesar yang dihadapi Israel setelah menghancurkan Hamas, yang saya yakin dapat dilakukan, meskipun sangat, sangat menantang," ujar Petraeus, seraya menegaskan bahwa Iran akan berusaha membantu Hamas dengan cara apa pun. (Reuters/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan