Selasa, 28 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Musim Dingin Ekstrem Tiba, Euro-Med: Israel Cegah Masuknya Selimut dan Pakaian ke Gaza

Rata-rata warga Palestina di Gaza kini hanya mempunyai pakaian yang menempel di badan mereka akibat blokade bantuan oleh Israel saat musim dingin tiba

khaberni/HO
Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. 

Angkatan udara Yordania mengerahkan dua pesawat C-130 untuk kargo, yang terdiri dari hampir tujuh ton makanan dan bantuan penting lainnya.

Bantuan itu, dijatuhkan ke daerah-daerah yang diidentifikasi oleh badan-badan PBB sebagai "daerah yang paling membutuhkan," kata militer tersebut.

"Yordania mempertahankan koridor udara dan darat sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan bantuan," kata seorang sumber militer kepada Reuters.

Seorang pejabat bantuan PBB mengatakan minggu lalu bahwa akses bantuan ke Gaza telah mencapai titik terendah.

Pengiriman ke wilayah utara Gaza hampir mustahil dilakukan karena ketatnya penjagaan Israel dan pertempuran yang terus berlanjut.

Yordania aktif menyalurkan bantuan untuk warga Palestina di Gaza sejak perang meletus antara Israel dan Hamas pada Oktober tahun lalu.

Ilustrasi pengiriman bantuan melalui udara
Ilustrasi pengiriman bantuan melalui udara (FirstPost)

Tentara Yordania mengatakan, sejauh ini telah melancarkan sekitar 400 operasi "airdrop" tersebut oleh angkatan udaranya dan negara-negara sekutu.

Raja Abdullah menuduh Israel menghalangi pengiriman bantuan.

Ia meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar mengizinkan aliran bantuan tanpa gangguan.

Baca juga: Israel Akui Kekurangan Pasukan di Gaza, Cari Pembenaran Blokade Bantuan Kemanusiaan yang Datang

Dilema Pengiriman Bantuan Melalui Udara

Menjatuhkan bantuan melalui udara bukan praktik yang asing di tengah perang yang terus berlanjut di Gaza.

Warga Palestina yang diblokade di Gaza kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan lainnya.

Akhirnya, salah satu opsi untuk mengirimkan bantuan adalah dengan menjatuhkannya dari udara.

Namun, pakar menyebut, menjatuhkan makanan dari udara bukan cara yang ideal, menurut laporan SBS News pada Maret lalu.

Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB OCHA, mengatakan ada banyak masalah dengan airdrop, yang lebih cocok untuk misi kecil dan spesifik.

“Bantuan yang masuk melalui cara ini adalah pilihan terakhir,” katanya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved