Kamis, 14 Agustus 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

China Ejek Tarif Trump dengan Video AI, Tunjukkan Bagaimana Orang-orang Amerika Bekerja di Pabrik

Video AI viral di media sosial China, menggambarkan bagaimana jika orang-orang Amerika menjadi buruh pabrik.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar YouTube New York Post/TikTok @axiang67
PERANG DAGANG - Tangkap layar YouTube New York Post 10 April 2025, memperlihatkan video AI satir orang-orang Amerika bekerja sebagai buruh pabrik, karena ambisi Donald Trump untuk memindahkan produksi di dalam negeri. Perang dagang AS dan China terus berlanjut. 

TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video buatan AI yang mengejek para pekerja Amerika di tengah memanasnya perang dagang antara AS dan China, menjadi viral di media sosial.

Video berdurasi 32 detik itu menampilkan adegan para karyawan bertubuh tambun yang tampak kelelahan dan tertekan saat bekerja di sebuah pabrik tekstil, menjahit pakaian dengan mesin jahit.

Diiringi musik tradisional China sebagai latar suara, video itu ditutup dengan slogan kampanye Donald Trump, Make America Great Again, yang muncul di layar, menambah kesan satir.

Dilansir The Independent, video tersebut menggambarkan distopia tentang dunia kerja di Amerika Serikat sebagai konsekuensi dari tarif perdagangan yang diberlakukan Trump.

Asal-usul video ini tidak diketahui secara pasti, tapi diketahui pertama kali diunggah di salah satu akun media sosial asal China.

Di akun TikTok @axiang67, video tersebut telah ditonton ratusan ribu kali.

PERANG DAGANG - Tangkap layar YouTube New York Post 10 April 2025, memperlihatkan video AI satir orang-orang Amerika bekerja sebagai buruh pabrik, karena ambisi Donald Trump untuk memindahkan produksi di dalam negeri. Perang dagang AS dan China terus berlanjut.
PERANG DAGANG - Tangkap layar YouTube New York Post 10 April 2025, memperlihatkan video AI satir orang-orang Amerika bekerja sebagai buruh pabrik, karena ambisi Donald Trump untuk memindahkan produksi di dalam negeri. Perang dagang AS dan China terus berlanjut. (Tangkap layar YouTube New York Post/TikTok @axiang67)

Pada Rabu (9/4/2025), China mengumumkan kenaikan tarif balasan atas barang-barang AS menjadi 84 persen, hanya berselang beberapa jam setelah Presiden Trump memberlakukan tarif sebesar 104 persen atas impor dari China.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa mereka akan “berjuang sampai akhir” dalam menghadapi kebijakan perdagangan AS.

Video AI tersebut kemudian memicu perdebatan sengit di media sosial mengenai apa sebenarnya tujuan Trump dalam menerapkan tarif tinggi terhadap China dan apa dampak nyatanya bagi masyarakat.

"Tujuannya bukan untuk membawa kembali pekerjaan dengan keterampilan rendah ke AS, melainkan untuk memaksa China membeli lebih banyak produk AS guna mengimbangi defisit perdagangan sebesar 300 miliar dolar dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan tahunan," ujar salah satu komentar.

Komentar lainnya menambahkan, "Manufaktur dengan keterampilan rendah tidak akan pernah kembali ke AS. Manufaktur dengan keterampilan tinggi pun enggan datang karena sistem pendidikan kita melemah, dan kita kekurangan tenaga kerja terampil."

Baca juga: Trump Tiba-tiba Tangguhkan Tarif Impor Puluhan Negara, Gedung Putih: Itu Seni

Ada juga yang menuliskan sindiran pedas, “Amerika akan menjadi negara termiskin di dunia di bawah Trump,” sementara yang lain berujar, “iPhone bakal dibanderol $5.000 (sekitar Rp84 juta) dan dijual tanpa charger.”

Sebelumnya, Donald Trump telah mengumumkan jeda tarif selama 90 hari bagi 75 negara dan menyatakan kesiapan untuk merundingkan ulang persyaratan perdagangan.

Namun penangguhan tarif itu tidak berlaku untuk China.

Trump justru memberlakukan tarif tambahan sebesar 125 persen sebagai respons terhadap tarif balasan China.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan