Kamis, 14 Agustus 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat

Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kini sedang berlangsung gencar.

Editor: Muhammad Barir
Ilustrasi Universitas Rochester / Julia Joshpe
PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Trump, merujuk pada pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap produk negara Tirai Bambu tersebut. 

Namun, apa yang dapat dijadikan senjata oleh Tiongkok adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan tanah jarang, berbagai elemen penting untuk manufaktur teknologi canggih.

China memiliki cadangan besar logam-logam ini, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet di kendaraan listrik dan turbin angin, dan Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh tanah jarang, termasuk beberapa yang penting untuk membuat chip AI.

China menyumbang sekitar 61% produksi tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

Sementara Australia, Jepang, dan Vietnam telah mulai menambang tanah jarang, perlu waktu bertahun-tahun sebelum China dapat dikeluarkan dari rantai pasokan.

Pada tahun 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang sangat penting untuk berbagai proses produksi. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang pembelian panik dan pencarian pemasok alternatif.

Kekhawatirannya adalah hal serupa dapat terjadi pada pasar tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

"Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang," kata Thomas Kruemmer, direktur Perdagangan dan Investasi Internasional Ginger, kepada BBC sebelumnya.

"Dampaknya terhadap industri pertahanan AS akan sangat besar."

 

 

SUMBER: BBC

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan