Konflik Palestina Vs Israel
Sidang Mahkamah Internasional: Israel Disebut Penjajah, Gaza Nyaris Lenyap oleh Kelaparan
Sidang Mahkamah Internasional atau ICJ digelar Jumat (2/5/2025) kemarin, membahas soal kewajiban Israel agar izinkan bantuan masuk ke Gaza.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
"Pendekatan hukum formal dan kosong dari fakta seperti ini adalah ciri khas keterlibatan fasis dalam argumen hukum," ujar Matthews.
Adel Haque dari Rutgers University menambahkan AS bahkan mencoba menakut-nakuti ICJ dengan menuduh UNRWA telah disusupi Hamas, meski tanpa bukti kuat.
Israel sendiri sejak Oktober 2024 melarang UNRWA beroperasi di wilayahnya.
Haque menilai AS sedang berjudi agar ICJ mengeluarkan pendapat umum yang tidak secara tegas mengutuk Israel.
"Jika pendapat terlalu umum, maka tidak akan berdampak apa-apa terhadap perilaku Israel," kata Haque.
Di sisi lain, Haque juga mengkritik negara-negara Eropa yang hanya bersuara lantang di ICJ namun tak mengambil langkah nyata.
Ia menyebut Inggris memang mengecam Israel dan menghentikan penjualan senjata, namun tindakan itu dianggap tidak cukup.
Prancis juga mendesak agar bantuan segera masuk ke Gaza, namun pernyataan itu dianggap hanya pelipur lara atas kegagalan kolektif Eropa.
"Negara-negara ini tidak bisa hanya menunggu ICJ, mereka harus bertindak sekarang," tegas Haque.
Baca juga: Kebakaran Bikin Perpecahan di Israel Kian Besar, Sengaja Dibakar Agar Perayaan Kemerdekaan Batal?
Meski ICJ akan mengeluarkan pendapat hukum, prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Pendapat ini pun bersifat tidak mengikat, sehingga kecil kemungkinan mengubah arah kebijakan Israel atau mendorong negara lain untuk bertindak.
Sebelumnya, ICJ telah memerintahkan tindakan sementara agar Israel meningkatkan bantuan ke Gaza dan menghentikan aksi genosida, namun Israel mengabaikannya.
Tak satu pun negara bertindak atas ketidakpatuhan tersebut.
McIntyre memperkirakan ICJ hanya akan mengeluarkan pendapat sempit tentang kewajiban Israel membuka akses bantuan dan bekerja sama dengan UNRWA.
Namun, katanya, saat pendapat itu keluar, puluhan ribu warga Palestina mungkin sudah mati kelaparan atau dipaksa keluar dari Gaza.
"Pendapat konsultatif tak akan menyelesaikan masalah. Tindakan nyata dari negara-negara dunia sangat mendesak," tegasnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.