Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Dampak Kebijakan Tarif AS, Industri Game Tiongkok Merugi Miliaran Dolar

Industri game Tiongkok yang sempat menjadi pusat kekuatan global, kini menghadapi tantangan besar imbas kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika

Editor: Wahyu Aji
HO/IST
Ilustrasi Bermain Game - Industri game Tiongkok yang sempat menjadi pusat kekuatan global, kini menghadapi tantangan besar imbas kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri game Tiongkok yang sempat menjadi pusat kekuatan global, kini menghadapi tantangan besar imbas kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) dan perubahan kondisi ekonomi.

Tarif ini telah mengganggu rantai pasokan industri, meningkatkan biaya produksi, dan menyebabkan penurunan pendapatan. 

Dikutip dari Maldives Insight, Rabu (21/5/2025), kondisi itu mengakibatkan produsen, pengembang game, dan pekerja di Tiongkok merasakan tekanan.

Kemudian, banyak perusahaan berjuang untuk mempertahankan profitabilitas.

Selama bertahun-tahun, Tiongkok mendominasi sektor game, dengan perusahaan seperti Tencent dan NetEase yang memimpin. Namun, kkunya regulasi, ditambah ketidakpastian ekonomi, telah melemahkan kekuatan industri tersebut. 

Dampak Kebijakan Tarif AS

Kebijakan tarif AS semakin memperburuk situasi, memaksa produsen mempertimbangkan kembali operasi mereka.

Kemudian, penerbit game juga harus memikirkan kembali strategi mereka.

Dampak berantai dari tarif ini tidak hanya terjadi pada industri game. Kehilangan pekerjaan, berkurangnya investasi, dan menurunnya ekspor mengubah lanskap ekonomi China. 

Saat negara itu bergulat dengan kemunduran ini, masa depan sektor game-nya masih belum pasti, dengan perusahaan-perusahaan mencari cara untuk beradaptasi dan bertahan hidup.

Tiongkok telah lama menjadi kekuatan dominan di pasar game global, dengan perusahaan seperti Tencent dan NetEase memimpin industri ini. Namun, tindakan keras regulasi dan tantangan ekonomi baru-baru ini telah menyebabkan kemerosotan. 

Pada 2022, pendapatan video game menurun untuk pertama kalinya sejak 2005, turun 1,8 persen menjadi 147,8 miliar Yuan ($21,9 miliar). Perlambatan ekonomi Tiongkok, ditambah dengan tingginya pengangguran di kalangan pemuda (19,3 persen), telah semakin mengurangi pengeluaran konsumen untuk game.

Peraturan Saklek Pemerintah Tiongkok

Pemerintah Tiongkok telah memberlakukan peraturan ketat pada permainan, termasuk pembatasan waktu bermain untuk anak di bawah umur dan pembatasan konten permainan. Kebijakan ini telah menyebabkan menurunnya keterlibatan dan pendapatan perusahaan permainan. 

Selain itu, perlambatan ekonomi yang lebih luas telah memengaruhi daya beli konsumen, sehingga semakin sulit bagi perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan. Akibatnya, banyak perusahaan permainan berjuang untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap, menghadapi penurunan laba dan masa depan yang tidak pasti.

Tarif AS atas impor dari Tiongkok telah meningkatkan biaya produksi secara signifikan, sehingga menimbulkan tantangan bagi produsen Tiongkok yang berusaha bersaing di pasar global. Banyak perusahaan permainan papan, yang telah lama bergantung pada kemampuan produksi Tiongkok yang terjangkau, kini mempertimbangkan kembali rantai pasokan mereka. 

Meningkatnya biaya yang terkait dengan tarif ini telah memaksa perusahaan untuk mencari lokasi manufaktur alternatif, seperti Vietnam dan India, yang produksinya tetap lebih hemat biaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan