Jumat, 12 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Kian Tegang dengan Iran, AS Tarik Personel Militer dan Staf Kedutaan dari Timur-Tengah

Keputusan ini diambil seiring eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel yang dinilai AS berpotensi menjadi berbahaya.

Photo: The US Army, via Wikimedia Commons
PASUKAN AS - Pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah. Sebuah dokumen berisi perintah Pentagon dilaporkan memberi instruksi agar tentara AS yang berada di Irak bersiaga jika dibutuhkan untuk dikerahkan langsung dalam Perang Gaza membantu Israel melawan Hamas. 

Kian Tegang dengan Iran, AS Tarik Personel Militer dan Staf Kedutaan dari Timur-Tengah


TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Rabu (11/6/2025), mengumumkan akan mengevakuasi personel militer AS dari kawasan Timur Tengah

Keputusan ini diambil seiring eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel yang dinilai AS berpotensi menjadi berbahaya.

Empat narasumber dari AS dan dua narasumber Irak mengatakan kepada wartawan Reuters kalau selain personel militer, Amerika Serikat juga akan mengevakuasi sebagian staf kedutaan besar serta keluarga mereka dari Irak karena meningkatnya resiko keamanan di wilayah tersebut.

Baca juga: China Kirim 2 Kapal Induk ke Pasifik Barat Tantang Kekuatan Laut AS, Jepang: Sudah di Perairan Kami

Risiko keamanan yang dimaksud adalah meningkatnya ancaman terhadap para personel militer AS di sana.

Namun, narasumber-narasumber yang tidak disebutkan namanya itu tidak menjelaskan resiko keamanan apa yang akan terjadi sehingga mendorong AS untuk mengevakuasi personel militernya dari wilayah Timur-Tengah tersebut.

Masih pada Rabu, muncul laporan bahwa Departemen Luar Negeri AS juga mengizinkan staf kedutaan dan konsulatnya di Bahrain dan Kuwait, beserta anggota keluarga mereka, untuk meninggalkan negara-negara tersebut jika mereka mau. 

Meski demikian, kedutaan besar AS di Kuwait dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa jumlah stafnya tidak akan dikurangi dan mereka akan tetap beroperasi secara penuh.

Pada Rabu malam, Departemen Luar Negeri AS memperbarui peringatan perjalanan global untuk mencerminkan sikap terbaru mereka. 

“Pada tanggal 11 Juni, Departemen Luar Negeri memerintahkan keberangkatan personil pemerintah AS yang tidak dalam keadaan darurat karena meningkatnya ketegangan di kawasan,” kata pernyataan tersebut.

pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr
pembangkit listrik tenaga nuklir Iran di Bushehr (X/Twitter)

Negosiasi Nuklir Mandek?

Dilansir dari Reuters, keputusan AS untuk mengevakuasi personel militernya diambil setelah pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran untuk menyelesaikan masalah nuklir tampaknya mengalami kebuntuan.


Bersamaan dengan itu, intelijen AS juga mengindikasikan kalau Israel-- yang memiliki kekhawatiran terhadap nuklir Iran—sedang melakukan persiapan untuk meluncurkan serangan ke fasilitas nuklir Iran


“Mereka (personel militer AS di Timur-Tengah) sedang dipindahkan karena itu bisa menjadi tempat yang berbahaya, dan kita akan lihat apa yang akan terjadi,” kata Trump kepada para wartawan. 


"Kami telah memberikan pemberitahuan pindah,’’ lanjutnya.


Ketika ditanya wartawan apakah ada cara untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut, Trump mengatakan bahwa kuncinya adalah Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan