Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Gencatan Senjata Iran dan Israel Rapuh, Trump Frustrasi: Mereka Sudah Tak Tahu Apa yang Dilakukan

Gencatan senjata Iran-Israel masih rapuh. Trump frustrasi, saling tuding pelanggaran, dunia waspada potensi konflik baru.

|
Editor: Glery Lazuardi
Kolase Foto Khamenei.Ir, Facebook The White House, Faceboook PM Israel
IRAN-ISRAEL TRENDING DI MEDSOS - Ali Khamenei, Donald Trump, dan Benyamin Netanyahu. Nama tiga pemimpin negara ini menjadi topik yang trending di media sosial menyusul ketegangan Iran-Israel serta serangan intervensi AS. Ketegangan di perbatasan Iran-Israel, dengan latar sirene dan ledakan, menggambarkan rapuhnya gencatan senjata yang masih membayangi kawasan. 

FBI Alihkan Fokus dari Imigrasi ke Iran

Di dalam negeri, Pemerintah AS melalui FBI memperketat pengawasan terhadap potensi ancaman dari Iran.

Menurut laporan Reuters, beberapa agen FBI dibebaskan dari tugas-tugas imigrasi untuk fokus pada kontra-terorisme, kontra-intelijen, dan keamanan siber terkait Iran.

Kantor-kantor lapangan FBI di Chicago, Los Angeles, San Francisco, New York, dan Philadelphia membatalkan rotasi tugas bagi agen ke bidang imigrasi.

Keputusan ini menandakan keseriusan Washington menanggapi potensi ancaman akibat ketegangan tersebut.

lihat fotoEVAKUASI WNI - Sebanyak 115 WNI dievakuasi dari Teheran Iran menuju ke Azerbaijan imbas perang dengan Israel. TRIBUNNEWS
EVAKUASI WNI - Sebanyak 115 WNI dievakuasi dari Teheran Iran menuju ke Azerbaijan imbas perang dengan Israel. TRIBUNNEWS

Damai atau Jeda Sementara?

Meskipun tidak ada serangan besar baru setelah deklarasi gencatan senjata, situasi tetap tegang dan rentan.

Trump mengakui bahwa kesepakatan ini mungkin hanya sementara, terutama jika “kedua pihak tidak kembali waras,” ujarnya di Air Force One sebelum terbang ke Eropa.

Jika ketegangan kembali meningkat, bukan hanya Timur Tengah yang terancam, tetapi juga stabilitas global, jalur perdagangan, serta hubungan internasional yang telah rapuh sejak awal konflik.

Dunia kini hanya bisa berharap jeda ini menjadi awal dari diplomasi baru yang lebih damai, bukan sekadar peralihan menuju babak kekerasan berikutnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan