Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Warga Iran Khawatir Khamenei Belum Muncul ke Publik Walau Gencatan Senjata: Kita Semua Harus Berdoa

Dua hari gencatan senjata antara Israel dan Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei belum juga muncul di hadapan publik

Editor: Erik S
https://english.khamenei.ir/
KHAMENEI BUKA SUARA - Foto ini diambil dari https://english.khamenei.ir/ pada Senin (23/6/2025) yang menampilkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Khamenei akhirnya angkat bicara untuk pertama kalinya sejak Amerika Serikat meluncurkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran. 

Menurut laporan The New York Times, Khamenei diyakini bersembunyi di bunker dan menghindari komunikasi elektronik untuk mencegah pembunuhan terhadap dirinya.

Mohsen Khalifeh, pemimpin redaksi harian Khaneman, dalam wawancaranya dua minggu lalu mengatakan kalau absennya Khamenei dari publik selama berhari-hari telah membuat semua orang yang mencintainya sangat khawatir.

Baca juga: Usai Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Trump Beri Sinyal Ingin Longgarkan Sanksi Minyak Teheran

“Ketidakhadiran Khamenei selama berhari-hari telah membuat kita semua yang mencintainya sangat khawatir,” kata Khalifeh.

‘’Jika Khamenei meninggal, prosesi pemakamannya akan menjadi yang paling mulia dan bersejarah,” tambahnya.

Hamzeh Safavi- seorang analis politik dan putra dari Penasihat Militer utama Khamenei, Yahya Safavi- mengungkapkan kalau para pejabat keamanan Iran yakin Israel mungkin masih mencoba membunuh Khamenei, bahkan di tengah gencatan senjata.

Oleh karena itu, kata Safavi, pejabat keamanan Iran menerapkan protokol keamanan ekstrem dengan cara membatasi kontak Khamenei dengan dunia luar.

Meski demikian, Safavi yakin Khamenei tetap terlibat dalam pengambilan keputusan penting, meskipun dari jarak jauh.

“Ada pandangan pragmatis yang mulai mengemuka dalam mengelola negara keluar dari krisis ini, dengan memberdayakan pemimpin lain, seperti Presiden Masoud Pezeshkian,’’ ujar Safavi.

Empat pejabat senior Iran, yang mengetahui diskusi kebijakan Iran saat ini mengungkapkan kalau selama Khamenei tidak hadir para politisi dan komandan militer sedang sibuk membentuk aliansi dan bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.

Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 78 Warga Gaza saat Trump Klaim Gencatan Senjata Semakin Dekat

Faksi-faksi ini memiliki visi yang berbeda tentang seberapa jauh Iran harus mengembangkan program nuklirnya, bernegosiasi dengan Amerika Serikat, dan relasi dengan Israel.

Menurut empat pejabat tersebut, faksi yang saat ini unggul mendorong adanya diplomasi dan moderasi.

Faksi ini mencakup Pezeshkian, yang secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat, bahkan setelah insiden pengeboman fasilitas nuklir Iran oleh Trump.

Pada rapat kabinet hari Rabu, Pezeshkian — yang mulai menjabat sebagai Presiden Iran tahun lalu menjanjikan reformasi untuk membuat Iran lebih sejahtera, lebih terbuka secara sosial, dan lebih terlibat dengan Barat — mengisyaratkan bahwa perlunya perubahan dalam cara Iran dikelola.

“Perang dan persatuan di antara rakyat telah menciptakan kesempatan untuk mengubah pandangan kita tentang tata kelola dan perilaku pejabat kita,” kata Pezeshkian kepada kabinetnya, menurut laporan rapat yang dirilis oleh kantor presiden.

“Ini adalah kesempatan emas untuk perubahan,” lanjutnya.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan