Konflik Iran Vs Israel
Warga Iran Khawatir Khamenei Belum Muncul ke Publik Walau Gencatan Senjata: Kita Semua Harus Berdoa
Dua hari gencatan senjata antara Israel dan Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei belum juga muncul di hadapan publik
Editor:
Erik S
Menurut laporan The New York Times, Khamenei diyakini bersembunyi di bunker dan menghindari komunikasi elektronik untuk mencegah pembunuhan terhadap dirinya.
Mohsen Khalifeh, pemimpin redaksi harian Khaneman, dalam wawancaranya dua minggu lalu mengatakan kalau absennya Khamenei dari publik selama berhari-hari telah membuat semua orang yang mencintainya sangat khawatir.
Baca juga: Usai Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Trump Beri Sinyal Ingin Longgarkan Sanksi Minyak Teheran
“Ketidakhadiran Khamenei selama berhari-hari telah membuat kita semua yang mencintainya sangat khawatir,” kata Khalifeh.
‘’Jika Khamenei meninggal, prosesi pemakamannya akan menjadi yang paling mulia dan bersejarah,” tambahnya.
Hamzeh Safavi- seorang analis politik dan putra dari Penasihat Militer utama Khamenei, Yahya Safavi- mengungkapkan kalau para pejabat keamanan Iran yakin Israel mungkin masih mencoba membunuh Khamenei, bahkan di tengah gencatan senjata.
Oleh karena itu, kata Safavi, pejabat keamanan Iran menerapkan protokol keamanan ekstrem dengan cara membatasi kontak Khamenei dengan dunia luar.
Meski demikian, Safavi yakin Khamenei tetap terlibat dalam pengambilan keputusan penting, meskipun dari jarak jauh.
“Ada pandangan pragmatis yang mulai mengemuka dalam mengelola negara keluar dari krisis ini, dengan memberdayakan pemimpin lain, seperti Presiden Masoud Pezeshkian,’’ ujar Safavi.
Empat pejabat senior Iran, yang mengetahui diskusi kebijakan Iran saat ini mengungkapkan kalau selama Khamenei tidak hadir para politisi dan komandan militer sedang sibuk membentuk aliansi dan bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.
Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 78 Warga Gaza saat Trump Klaim Gencatan Senjata Semakin Dekat
Faksi-faksi ini memiliki visi yang berbeda tentang seberapa jauh Iran harus mengembangkan program nuklirnya, bernegosiasi dengan Amerika Serikat, dan relasi dengan Israel.
Menurut empat pejabat tersebut, faksi yang saat ini unggul mendorong adanya diplomasi dan moderasi.
Faksi ini mencakup Pezeshkian, yang secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat, bahkan setelah insiden pengeboman fasilitas nuklir Iran oleh Trump.
Pada rapat kabinet hari Rabu, Pezeshkian — yang mulai menjabat sebagai Presiden Iran tahun lalu menjanjikan reformasi untuk membuat Iran lebih sejahtera, lebih terbuka secara sosial, dan lebih terlibat dengan Barat — mengisyaratkan bahwa perlunya perubahan dalam cara Iran dikelola.
“Perang dan persatuan di antara rakyat telah menciptakan kesempatan untuk mengubah pandangan kita tentang tata kelola dan perilaku pejabat kita,” kata Pezeshkian kepada kabinetnya, menurut laporan rapat yang dirilis oleh kantor presiden.
“Ini adalah kesempatan emas untuk perubahan,” lanjutnya.
Konflik Iran Vs Israel
Israel dan Iran Jauh dari Kata Damai, Perang Bayangan Sengit Intelijen hingga Serangan Siber |
---|
Mossad Israel Sukses Rekrut 'Orang Dalam' Nuklir Iran, Teheran Eksekusi Gantung Rouzbeh Vadi |
---|
Iran Bentuk Badan Baru di Era Perang Lawan Israel: Apa Itu Dewan Pertahanan Nasional? |
---|
Termasuk Alamat Rumah, Iran Klaim Punya Profil Lengkap Para Pilot Israel yang Ikut Perang |
---|
Iran Buka Suara Soal Operasi Rahasia, Bantah Incar Warga Sendiri di Eropa dan Amerika |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.