Kamis, 28 Agustus 2025

Ada Andil AS dalam Sejarah Nuklir Iran: Dulu Dibenci Ayatollah, Kini Kekuatan yang Buat Israel Parno

Sebelum jadi ancaman strategis dan titik fokus konfrontasi bagi Israel, nuklir Iran sebetulnya lahir dari aliansi dengan AS dan negara barat lain.

Editor: Willem Jonata
JPost
Iran diam-diam makin mengintensifkan pengembangan dan uji coba program senjata nuklir menjelang serangan militer yang akan dilancarkannya ke Israel. 

Akhirnya, program nuklir Iran secara mengejutkan mendapat "persetujuan" dari otoritas tertinggi di Republik Islam.

Presiden Iran saat itu, Ali Khamenei--sekarang menjadi Pemimpin Tertinggi--menyampaikan pidato di The Atomic Energy Organization of Iran (AEOI), bahwa Iran memperoleh momentum untuk mengembangkan senjata nuklir.

Awalnya, Iran menerima bantuan dari Tiongkok, Pakistan, dan Argentina. Belakangan, bantuan juga datang dari Korea Utara. 

Runtuhnya Uni Soviet menghadirkan peluang emas bagi Iran di bawah Rafsanjani untuk memperoleh apa yang sebelumnya ditolaknya.

Iran dengan cepat menyadari potensi ribuan ilmuwan nuklir Soviet yang menganggur yang menawarkan pekerjaan untuk jasa mereka.

Tahun 1991, artikel berjudul “Iran on the Path to the Bomb” mengatakan para ilmuan dari Israel memperkirakan bahwa dengan bantuan Pakistan dan Argentina, dalam tujuh atau delapan tahun ke depan, Iran akan memiliki bom atom seperti yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Bahkan yang lebih canggih dari itu.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengikuti perkembangan program nuklir Iran sejak tahun-tahun itu.

Februari 1993, saat masih menjadi anggota Knesset, ia menulis opini di Yedioth Ahronoth berjudul "The Great Danger".

NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Faceboook PM Israel pada Senin (16/6/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (15/6/2025) mengancam Iran dengan lebih banyak serangan setelah Israel meluncurkan rudal ke Iran pada hari Jumat (13/6/2025).
NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Faceboook PM Israel pada Senin (16/6/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (15/6/2025) mengancam Iran dengan lebih banyak serangan setelah Israel meluncurkan rudal ke Iran pada hari Jumat (13/6/2025). (Faceboook PM Israel)

"Ancaman paling berbahaya bagi keberadaan Israel saat ini tidak datang dari negara-negara Arab tetapi dari Iran," tulis Netanyahu.

Para penguasa Iran, kata Netanyahu, berulang kali menyatakan bahwa itu akan menjadi bom dan target pertamanya, Israel.

Ia memperkirakan, berdasarkan para ilmuan saat itu, bahwa Iran akan memiliki bom pada tahun 1999.

Seiring waktu, Irak bukan lagi ancaman bagi Iran.

Intervensi AS berhasil menggulingkan Saddam Hussein pada 2003.

Saddam ditangkap dan diadili pada tahun 2003. Ia dinyatakan bersalah dan divonis hukuman mati pada 5 November 2006.

Eksekusi Saddam dilakukan pada 30 Desember 2006. 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan