Rabu, 10 September 2025

Megawati Ajak Dunia Sepakati Etika Universal Lewat Piagam Masa Depan Bersama Antar Bangsa

Megawati Soekarnoputrimengusulkan lahirnya sebuah deklarasi global bernama ‘Piagam Masa Depan Bersama’ dalam forum Dialog Peradaban Global

Dokumentasi PDI Perjuangan untuk Tribunnews.com
PIAGAM BERSAMA - Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara pertama pada Dialog Peradaban Global yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, pada Kamis (10/7/2025) waktu setempat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputrimengusulkan lahirnya sebuah deklarasi global bernama ‘Piagam Masa Depan Bersama’ dalam forum Dialog Peradaban Global yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, pada Kamis (10/7/2025).

Megawati menyampaikan gagasan tersebut dalam pidatonya yang menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan universal sebagai fondasi tata dunia baru yang berkeadaban dan damai.

“Namun, untuk memperkuat fondasi moral dan operasional bagi masa depan dunia, saya sangat berharap agar forum dialog kali ini juga dapat mendorong lahirnya sebuah deklarasi ‘Piagam Masa Depan Bersama’ yang akan melengkapi gagasan Yang Mulia Presiden Xi Jinping secara lebih konkret,” kata Megawati.

Usulan deklarasi ini disebut Megawati sebagai payung Etika Universal, yang dapat menjadi pegangan moral bagi seluruh bangsa dalam membangun dunia yang lebih adil, setara, dan inklusif.

“Piagam tersebut adalah seruan untuk membangun dunia yang berpijak pada penghormatan antarbangsa, bukan oleh sebuah dominasi serta menolak segala bentuk hegemoni, eksploitasi dan mengedepankan tanggung jawab kolektif,” sambungnya.

Dalam pidatonya, Megawati menyampaikan lima prinsip utama yang bisa menjadi inti dari Piagam Masa Depan Bersama. 

Kelima prinsip itu adalah, pertama, Penghormatan terhadap keberagaman budaya, namun tidak menutup dialog lintas budaya antar bangsa.

Kedua, Penegakan martabat dan kebebasan manusia, termasuk kebebasan beragama, kebebasan ilmiah yang terukur, dan kebebasan berekspresi.

Ketiga, Pembangunan peradaban yang menyeimbangkan aspek material dan spiritual dengan kedalaman nilai-nilai kemanusiaan universal.

Keempat, Tanggung jawab kolektif dalam menjaga bumi dan membangun perdamaian dunia melalui penyelesaian konflik secara damai. 

Dan kelima, Penolakan terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, serta semua bentuk kekerasan dan ketidakadilan.

Megawati menegaskan deklarasi ini bukan semata seruan moral, melainkan peta jalan menuju budaya perdamaian yang berakar pada nilai-nilai luhur peradaban.

“Nilai-nilai dalam Etika Universal tersebut, saya yakini dapat meredakan ketegangan global yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata, rivalitas kekuatan besar, dan pertarungan kepentingan ekonomi yang tidak sehat yang telah membawa umat manusia mendekati titik balik peradabannya,” ungkap Megawati.

Dia melanjutkan, jalan menuju dunia yang lebih damai tidak bisa lagi dibangun hanya lewat kekuatan politik atau dominasi ekonomi. Dunia perlu memulai sebuah budaya baru: budaya perdamaian.

“Gagasan sederhana ini adalah langkah kecil menuju dunia besar yang damai. Kita bisa memulai budaya baru: budaya perdamaian yang berakar pada keadaban, bukan kekuatan politik dan senjata. Yang paling utama dan selalu diingat, kita harus membangun jalan peradaban yang adil dan damai bagi generasi baru manusia di dunia,” kata Megawati.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan