Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pulang ke Israel, Netanyahu Akhiri Kunjungan ke AS: Semoga Kesepakatan Tercapai dalam Beberapa Hari

PM Netanyahu kembali ke Israel usai kunjungan 4 hari ke AS, membawa harapan kesepakatan sandera dan gencatan senjata di Gaza.

YouTube Al Jazeera English
TRUMP DAN NETANYAHU - Gambar yang diambil pada Rabu (9/7/2025) menunjukkan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) di Gedung Putih pada Senin (7/7/2025). PM Netanyahu kembali ke Israel usai kunjungan 4 hari ke AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menutup lawatan empat harinya ke Washington dengan harapan tercapainya kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza.

Netanyahu kembali ke negaranya pada Kamis (10/7/2025) malam waktu AS.

Dirinya menaiki pesawat kepresidenan Wing of Zion dari Pangkalan Angkatan Udara Andrews.

Selama di AS, ia dua kali bertemu Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Ynet News melaporkan.

Agenda utama pertemuan Netanyahu dan Trump membahas soal negosiasi penyanderaan dan rencana gencatan senjata.

Kantor Netanyahu menyatakan semua tujuan resmi kunjungan itu telah tercapai.

Namun, di tengah optimisme, rintangan serius masih menghambat kesepakatan final, terutama syarat Israel agar Hamas menyerah sepenuhnya.

"Kami memiliki 50 orang tersisa; 20 pasti masih hidup, sekitar 30 sudah meninggal. Saya ingin membawa mereka semua pulang," ujar Netanyahu dalam wawancara dengan Newsmax sebelum pulang

Ia menyebut negosiasi saat ini berpotensi membebaskan separuh sandera yang masih hidup dan separuh yang sudah meninggal.

Rencananya, gencatan senjata selama 60 hari akan digunakan untuk menegosiasikan akhir perang.

"Ini bisa berakhir besok—hari ini—jika Hamas meletakkan senjatanya," tegas Netanyahu.

Baca juga: Bela Netanyahu, Trump Sanksi Petinggi PBB seusai Soroti Genosida Israel di Gaza

Kritik untuk Hamas dan Iran

Netanyahu kembali menuduh Hamas menggunakan warga sipil Gaza sebagai tameng manusia:

"Mereka memaksa warga tinggal di zona perang. Kalau mencoba pergi, mereka ditembak."

Ia juga memperingatkan soal Iran, menyebut rezim di Teheran sebagai ancaman ganda: program nuklirnya dan proksi seperti Hamas, Hizbullah, dan Houthi yang ia gambarkan sebagai "jerat kematian" dan "kultus maut".

Operasi Israel terhadap Fasilitas Nuklir Iran

Netanyahu juga menyinggung serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran.

Menurutnya, operasi itu direncanakan selama enam bulan dan melibatkan intelijen, siber, dan kekuatan udara.

"Kita memundurkan program nuklir mereka bertahun-tahun, tetapi harus tetap waspada," ujarnya.

Hambatan dalam Negosiasi

Meski ada harapan, proses negosiasi masih penuh tantangan.

CBS melaporkan, pejabat Israel memperkirakan bisa butuh 20 hari lagi untuk mencapai kesepakatan.

Perselisihan utama menyangkut kehadiran militer Israel di Gaza.

Israel mengusulkan pengurangan kehadiran di Koridor Morag, dulu disebut "Philadelphi 2", sementara Hamas menuntut penarikan penuh ke koridor Philadelphi.

Israel ingin mempertahankan kendali atas Morag untuk mengamankan area yang direncanakan menjadi "kota kemanusiaan" bagi warga Palestina.

Ketidaksepakatan soal hal ini membuat negosiasi tersendat.

Peran Amerika Serikat

Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dijadwalkan bergabung dalam perundingan tidak langsung yang dimediasi Qatar di Doha, tetapi kunjungannya ditunda.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengakui kedua pihak "semakin dekat" ke kesepakatan, tetapi menekankan hambatan serius masih ada.

Syarat Israel untuk Akhiri Perang

Baca juga: Israel Gertak Iran, Ancam Bakal Hajar Teheran Tanpa Ampun jika Usik Keamanan Tel Aviv

Netanyahu menegaskan setiap kesepakatan di masa depan harus mencakup penyerahan diri Hamas, perlucutan senjata, demiliterisasi Gaza, dan diakhirinya kekuasaan kelompok itu.

Ia juga mengisyaratkan ada "kesepakatan rahasia" dengan Presiden Trump mengenai masa depan Gaza, dengan mengatakan:

"Apa yang disepakati antara Presiden Trump dan saya akan terungkap pada waktunya."

Update Perang Israel-Hamas

1. Panglima Militer Israel Kunjungi Lokasi Serangan

Seorang warga Palestina melakukan serangan penusukan dan penembakan di pemukiman Israel Gush Etzion di Tepi Barat pada Kamis (10/7/2025).

Serangan itu menewaskan seorang tentara Israel sebelum pelaku ditembak mati.

Militer Israel mengumumkan bahwa Kepala Staf Eyal Zamir mengunjungi lokasi serangan pada Kamis malam.

Ia didampingi perwira senior Israel lainnya.

"Kepala staf mencatat bahwa ini adalah insiden teror yang serius dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban," papar pernyataan militer.

Pernyataan itu juga menyebut korban sebagai warga sipil.

Zamir berterima kasih kepada pasukan keamanan Israel karena telah mencegah "serangan yang lebih besar dan lebih parah."

Ia mengatakan militer akan "melanjutkan aktivitas kontraterorisme yang intensif" di Tepi Barat yang diduduki.

2. Mesir dan Tiongkok Serukan Rekonstruksi Gaza

Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, menerima Perdana Menteri Dewan Negara Tiongkok, Li Qiang, pada Kamis di Kairo.

Pertemuan itu juga dihadiri Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, menurut pernyataan kepresidenan Mesir.

Kedua pihak menekankan perlunya mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.

Mereka menekankan pentingnya memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan segera.

Keduanya juga menyoroti pentingnya solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina.

Para pejabat tinggi itu menyerukan mobilisasi dukungan internasional untuk melaksanakan proyek yang diprakarsai Arab guna membangun kembali Gaza.

Mereka menekankan perlunya segera mengorganisir dukungan global untuk melaksanakan rencana rekonstruksi yang diadopsi pada KTT Arab luar biasa di Kairo pada 4 Maret.

Rencana tersebut termasuk pembentukan "Komite Manajemen Gaza" untuk mengelola wilayah itu selama masa transisi enam bulan.

3. Delapan Warga Palestina Tewas di Gaza Utara

Delapan warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Gaza utara.

Sumber dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa kematian terbaru terjadi akibat serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah.

Sekolah itu menampung warga Palestina terlantar di Jabalia an-Nazla, Gaza utara.

Beberapa orang juga dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Informasi lebih lanjut akan disampaikan begitu tersedia.

4. Perusahaan Yunani Konfirmasi Kematian di Laut Merah

Cosmoship Management, pemilik kapal kargo Eternity C, mengonfirmasi kematian setidaknya satu anggota awak akibat serangan Houthi di Laut Merah minggu ini.

Perusahaan Yunani itu menyatakan empat awak lainnya belum ditemukan sejak insiden tersebut.

Sumber keamanan maritim sebelumnya melaporkan empat orang tewas akibat serangan berulang kelompok Houthi terhadap kapal yang dimulai Senin.

Baca juga: Hamas Rilis Video yang Ungkap Kelemahan IDF, Israel Kirim Buldoser AS Belum Berlapis Baja ke Gaza

Sebanyak 21 pelaut, termasuk setidaknya dua penjaga bersenjata, telah meninggalkan kapal.

Sepuluh orang masih belum ditemukan.

Cosmoship Management meminta bantuan kapal-kapal di area tersebut untuk membantu pencarian.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan