Jelang Pemilu Parlemen Jepang 20 Juli, Isu Diskriminasi Asing Dimainkan Para Kandidat
Dalam pemilihan anggota parlemen pada tanggal 20 Juli, masing-masing partai berdebat tentang pembatasan orang asing
Editor:
Eko Sutriyanto
"Ketika saya berbicara tentang orang asing di selatan prefektur Saitama, mereka berkata, 'Dia sering mengatakan hal-hal yang tidak dikatakan pihak lain.'"
Dalam pidato jalanan di Kota Kawaguchi, di mana orang asing merupakan 8,4 persen dari populasi, dan Kota Warabi, di mana 13,3% penduduknya adalah orang asing, banyak kandidat telah menekankan argumen mereka tentang 'orang asing'.
Seorang pria berusia 20-an di Kota Kawaguchi yang sedang membagikan selebaran untuk seorang calon kandidat parlemen telah memilih Demokrat Liberal, namun kali ini dia mendukung hak pilih dan bekerja keras sebagai sukarelawan.
"Saya menjadi tertarik dengan Twitter (X), dan daya tariknya adalah perlu menyerahkan informasi kewarganegaraan untuk menjadi kandidat atau anggota partai yang berkuasa, dan hanya bisa menjadi orang Jepang murni."
"Saya mendukung pembatasan penerimaan orang asing, karena jika saya pergi ke luar pada malam hari, saya takut orang Cina dan Kurdi berbicara di jalanan," katanya.
Baca juga: 10 Negara dengan Tren Childfree Tertinggi: Jepang hingga Jerman Pilih Hidup Tanpa Anak
Anggota masyarakat di Saitama banyak yang mengatakan, memburuknya keamanan dan "perlakuan istimewa terhadap orang asing" sebagai alasan untuk mendukung regulasi pembatasan orang asing.
"Saya merasa tidak nyaman dengan peningkatan orang asing" dan "Saya belajar tentang perlakuan istimewa dan kejahatan orang asing di Internet."
Insentif yang paling umum di Internet adalah Asuransi Kesehatan Nasional dan bantuan publik. Para suffragette akan memasukkan dalam manifesto mereka bahwa mereka akan mencegah pelecehan oleh orang asing.
Namun, citra audiens dari kedua sistem tidak selalu bertepatan dengan keadaan penggunaan yang sebenarnya.
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, orang asing menyumbang 4?ri total jumlah orang yang diasuransikan oleh Asuransi Kesehatan Nasional pada tahun 2023, meningkat 1,4 poin persentase dalam 10 tahun terakhir.
Namun, hanya 1,39?ri total biaya pengobatan yang dibayarkan kepada orang asing (23 Maret ~ 24 Februari) yang dibayarkan.
Seorang pejabat kementerian mengatakan, "Secara umum, banyak orang tua menerima perawatan medis, dan penduduk asing, banyak di antaranya masih muda, menghabiskan lebih sedikit uang daripada warga Jepang."
Beberapa penduduk tetap asing dan penduduk jangka panjang menerima perlindungan yang sama di bawah sistem kesejahteraan.
Pada tahun 2023, ada sekitar 46.000 rumah tangga (2,8?ri total) dengan warga negara asing yang dilindungi.
Jumlah rumah tangga hanya meningkat sekitar 1.000 sejak 10 tahun yang lalu. Meskipun demikian ada peningkatan 65?lam jumlah penduduk asing selama periode yang sama.
Kuliner Jepang di Bali: Ramen Kumamoto dengan Cita Rasa Tradisional Kyushu |
![]() |
---|
QRIS Bank Indonesia Semakin Mempererat Hubungan dengan Jepang |
![]() |
---|
10 Negara Terbaik untuk Membesarkan Anak: Belanda Peringkat 1, Swiss Punya Kualitas Hidup Tinggi |
![]() |
---|
Klarifikasi Mentan Amran Bandingkan Kenaikan Harga Beras di RI dan Jepang: Kita Patut Bersyukur |
![]() |
---|
Dari Jepang, Pertama di Luar Asean, Standar Pembayaran Global QRIS Bank Indonesia Diluncurkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.