Konflik Iran Vs Israel
Trump Ancam Serang Iran Lagi jika Diperlukan, Tegaskan Kerusakan Situs Nuklir
Amerika Serikat kembali memberikan sinyal keras terhadap Iran setelah serangan besar-besaran terhadap nuklir Iran bulan lalu.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat kembali memberikan sinyal keras terhadap Iran setelah serangan besar-besaran yang dilancarkan Washington ke situs-situs nuklir Iran pada bulan Juni, lalu.
Presiden Donald Trump menegaskan bahwa AS siap melakukan serangan lanjutan jika dianggap perlu, pada Senin (22/7/2025) malam.
Hal ini menanggapi pengakuan pejabat Iran tentang kerusakan parah yang dialami fasilitas nuklir mereka akibat serangan tersebut.
Dalam wawancara dengan Fox News, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengakui tingkat kerusakan yang dialami fasilitas nuklir, namun menegaskan Iran tidak akan meninggalkan program pengayaan uranium.
“Fasilitas kami telah rusak, rusak parah, sejauh yang saya ketahui, kerusakannya sangat parah," ujarnya, dikutip dari Iran International.
Meski serangan tersebut merusak fasilitas nuklir Iran, Araghci menegaskan bahwa tidak akan meninggalkan program tersebut.
"Pengayaan kami sangat berharga bagi kami," jelasnya.
Ia menyebut bahwa program pengayaan nuklir Iran adalah sebuah pencapaian besar.
"Tentu saja kami tidak bisa melepaskan pengayaan kami, karena ini adalah pencapaian para ilmuwan kami sendiri dan sekarang, lebih dari itu, ini adalah soal kebanggaan nasional," katanya.
Iran terus bersikeras bahwa program nuklir mereka bertujuan untuk kepentingan damai.
Namun, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa tingkat pengayaan uranium yang dilakukan Iran tidak memiliki pembenaran sipil yang jelas.
Baca juga: Iran Baru Mengonfirmasi Impor Pertahanan Udara Baru yang Besar, Pertahanan Udara Iran Dipulihkan?
Mengetahui hal tersebut, Trump menegaskan bahwa ia siap melancarkan serangan kembali ke Iran untuk menyasar fasilitas nuklirnya.
"Amerika Serikat akan menyerang Iran lagi jika perlu," kata Presiden Donald Trump.
Sementara itu, dalam jumpa pers di Gedung Putih, Sekretaris Pers Karoline Leavitt menegaskan bahwa meskipun prioritas Presiden adalah menghancurkan kemampuan nuklir Iran, pemerintahan AS tetap membuka pintu untuk dialog diplomatik jika situasinya memungkinkan.
"Presiden sudah sangat jelas mengenai prioritasnya untuk Iran, beliau menghancurkan kemampuan nuklir mereka, dan saya memahami bahwa pemerintahan terus terbuka untuk berdialog dengan Iran jika kami menganggapnya perlu," ujar Leavitt.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.