Konflik Rusia Vs Ukraina
Cara Tentara Ukraina Berlatih Jatuhkan Bom dengan Drone: Menggunakan Balon Air
Drone menjadi signifikan dalam perang Rusia-Ukraina, tidak hanya digunakan sebagai kamera terbang, kini drone juga digunakan sebagai penjatuh bom.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM – Menjatuhkan bom secara presisi menggunakan drone memang membutuhkan pelatihan.
Namun, latihan semacam itu akan sangat berisiko dan memakan biaya besar jika menggunakan bom sungguhan.
Karena itu, tentara Ukraina berlatih menjatuhkan bom menggunakan balon air.
"Kami harus memperluas penggunaan drone. Sekarang kami menggunakan drone untuk tujuan ofensif," ujar Kolonel Boardman, komandan program pelatihan Operasi Interflex yang dipimpin Inggris, kepada Business Insider, Kamis (7/8/2025).
"Kami tidak hanya menggunakannya sebagai kamera terbang."
"Sekarang, kami juga menjatuhkan balon air dari drone."
Kementerian Pertahanan Inggris meminta agar identitas sang komandan hanya disebutkan berdasarkan pangkat dan nama belakangnya.
"Penggunaan balon air dapat mensimulasikan penjatuhan bahan peledak dan memungkinkan kami menghadirkan tingkat ancaman tersebut ke dalam latihan."
Operasi Interflex, Pelatihan untuk Tentara Ukraina
Latihan ini merupakan bagian dari Operasi Interflex, yang dijalankan oleh Inggris dan melibatkan 13 negara mitra lainnya, termasuk Australia, Kanada, Denmark, dan Lituania.
Negara-negara tersebut telah melatih lebih dari 56.000 warga Ukraina untuk bertempur di medan perang melawan Rusia.

Operasi ini menawarkan pelatihan bagi rekrutan baru yang akan memasuki medan perang untuk pertama kalinya, sekaligus bagi prajurit berpengalaman yang ingin meningkatkan keterampilan mereka dan menjadi pemimpin yang lebih baik.
Boardman mengatakan bahwa pasukan Ukraina langsung terjun ke medan perang setelah menyelesaikan pelatihan.
Baca juga: Prajurit Garis Depan Ukraina Buat Gebrakan Lagi, Kali Ini Ciptakan Robot Penembak Pesawat Rusia
"Kami mungkin melatih mereka lebih intensif daripada rekrutan Angkatan Darat Inggris, karena rekrutan kami tidak langsung dikirim ke medan perang hanya dengan pelatihan dasar," ujarnya.
Pasukan Ukraina harus siap menghadapi medan perang yang intens dan melelahkan.
Kementerian Pertahanan Inggris menyebut bahwa perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini telah menelan korban sekitar satu juta jiwa dari pihak Rusia saja.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.