Peringatan 60 Tahun Tibet Dihadiri Xi Jinping dan Delegasi Pusat Tiongkok
Kemunculan kembali Presiden Tiongkok Xi Jinping di Tibet menjadi sorotan, terutama setelah pertemuan tahunan Beidaihe 2025.
Editor:
Wahyu Aji
Kehadiran Hu di samping Xi dipandang sebagai kalibrasi ulang aliansi. Hu memiliki kefasihan bahasa Tibet dan ikatan panjang dengan wilayah tersebut, faktor yang bisa memberinya kredibilitas jika kembali diberi peran dalam pemerintahan.
Konsensus partai tampaknya mengarah pada penyeimbangan kepemimpinan dengan memberi ruang bagi suara-suara moderat.
Gejolak Internal
Bersamaan dengan itu, media PLA Daily merilis artikel yang kembali menegaskan Xi sebagai “pemimpin inti” partai, istilah yang sempat jarang digunakan dalam beberapa bulan terakhir.
Retorika baru ini tampak ditujukan untuk memperkuat citra stabilitas dan kesinambungan, meski Komisi Militer Pusat (CMC) masih diguncang gejolak internal.
CMC kehilangan sejumlah figur kunci setelah Menteri Pertahanan Li Shangfu, Kepala Departemen Pekerjaan Politik Miao Hua, dan Wakil Ketua He Weidong tersingkir dari jabatan.
Situasi ini meninggalkan tiga kursi kosong di pucuk komando militer.
Jenderal Zhang Youxia, sekutu lama Xi, dilaporkan mulai menyusun struktur kepemimpinan baru.
Dalam komposisi sementara, Liu Yuan, putra mantan Presiden Liu Shaoqi, dipanggil kembali sebagai pelaksana tugas wakil ketua bidang politik.
Jenderal Kai Ying diyakini ditunjuk sebagai pelaksana tugas kepala staf umum, sementara Jenderal Wang Guanzhong memimpin departemen pekerjaan politik.
Menjelang parade militer 3 September, Zhang Youxia juga memindahkan Pasukan Grup Kedua yang loyal kepadanya untuk menggantikan Pasukan Grup Pertama di Beijing.
Perubahan ini oleh sebagian analis dipandang sebagai langkah pengamanan, sementara yang lain menilainya sebagai demonstrasi kekuatan terselubung. Lebih dari 40.000 tentara dan peralatan berat ikut digerakkan, menciptakan atmosfer tegang dan penuh spekulasi.
Sumber-sumber independen, termasuk cendekiawan eksil Wu Zuoli, menyebut pertemuan Beidaihe menghasilkan konsensus empat poin untuk mengkalibrasi ulang kekuasaan internal Partai Komunis Tiongkok.
Pertama, Xi Jinping akan tetap menjabat demi menjaga stabilitas sosial, namun propaganda kultus pribadi akan dikurangi. Kedua, amandemen konstitusi akan mengembalikan batas dua periode jabatan presiden, yang otomatis membatasi masa kepemimpinan Xi.
Ketiga, partai, pemerintahan, dan militer akan diberi ruang otonomi lebih besar. Keempat, sebuah badan pusat akan dibentuk untuk memandu persiapan Sidang Pleno Keempat serta Kongres Partai ke-21.
Revolusi
Seiring pergeseran ini, beberapa tokoh lama juga kembali muncul. Mantan Perdana Menteri Wen Jiabao, mantan Ketua CPPCC Li Ruihuan, Hu Jintao, hingga Jiang Zemin disebut ikut terlibat dalam upaya menjaga keseimbangan transisi.
Puan Janji Pimpin Reformasi DPR, Tapi Baru Sebatas Pangkas Tunjangan dan Tunda Kunker |
![]() |
---|
BREAKING NEWS DPR Sepakat Hentikan Tunjangan Perumahan dan Moratorium Kunjungan Kerja |
![]() |
---|
Prabowo Pulang ke Tanah Air Rabu Malam Setelah Lakukan Kunjungan Kerja di Tiongkok |
![]() |
---|
Obrolan Rahasia Xi Jinping–Putin Tertangkap Kamera, Diskusi Soal Keabadian di Tengah Parade Militer |
![]() |
---|
Pria Tiongkok Gelar Protes Langka, Proyeksikan Slogan Anti-Komunis Sebelum Parade Militer Xi Jinping |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.