Kamis, 30 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eropa hingga Negara Arab Siap Kucurkan Dana untuk Rehabilitasi Gaza, Nilainya Capai Rp 1,16 Triliun

Eropa, Kanada, AS, dan negara Arab siap gelontorkan uang 70 miliar dolar AS untuk membangun kembali Gaza yang hancur setelah dua tahun perang.

Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
KONDISI GAZA - Kondisi Gaza setelah gencatan senjata tercapai, diunggah YouTube Al Jazeera English pada 13 Oktober 2025 

Ringkasan Berita:
  • Negara-negara Eropa, Arab, Kanada, dan AS berkomitmen mengucurkan dana hingga 70 miliar dolar AS untuk membangun kembali Gaza pasca perang dua tahun.
  • Dana bantuan difokuskan pada rekonstruksi infrastruktur vital seperti rumah, sekolah, rumah sakit, jaringan air dan listrik, serta pembersihan 55 juta ton puing.
  • Pemulihan Gaza diperkirakan memakan waktu puluhan tahun karena skala kehancuran yang masif, kompleksitas lingkungan, dan keterbatasan sumber daya manusia serta material lokal.

TRIBUNNEWS.COM – Eropa, Kanada, Amerika Serikat hingga sejumlah negara Arab tengah bersiap mengucurkan dana fantastis untuk membangun kembali Jalur Gaza setelah dua tahun perang.

Dalam keterangan resmi yang dirilis organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), negara-negara di atas bakal mentransfer anggaran senilai 70 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp1.160 triliun.

Dana ini merupakan bagian dari upaya internasional untuk membangun kembali wilayah Gaza yang kini hampir rata dengan tanah.

“Kami telah mendengar kabar yang sangat positif dari sejumlah mitra kami, termasuk mitra Eropa Kanada, mengenai kesediaan mereka untuk membantu upaya rekonstruksi besar-besaran di Jalur Gaza,” ujar Jaco Cilliers, Perwakilan Program Pembangunan PBB (UNDP), dikutip dari CNA.

Rencananya dana bantuan internasional tersebut akan difokuskan untuk membangun infrastruktur vital, seperti perumahan, sekolah, rumah sakit, serta jaringan air dan listrik.

Sebagian anggaran juga akan digunakan untuk membersihkan jutaan ton puing, memperbaiki sistem sanitasi, dan memulihkan layanan publik yang hancur akibat serangan udara.

Upaya ini tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga menjadi bagian dari rencana pembangunan jangka panjang yang dirancang agar Gaza dapat berkembang secara berkelanjutan di masa depan.

PBB menjelaskan bahwa konsep rekonstruksi Gaza kali ini tidak sekadar membangun kembali apa yang rusak, melainkan menata ulang seluruh wilayah dengan prinsip modern dan ramah lingkungan.

Penerapan energi surya, pengelolaan air bersih, dan sistem perumahan tahan bencana bahkan menjadi bagian dari rancangan baru.

“Kami tidak ingin Gaza hanya bangkit dari puing, tetapi menjadi tempat yang tangguh dan layak huni,” kata Cilliers.

Baca juga: Teks Lengkap Pernyataan Bersama Mesir, Qatar, Turki, dan AS tentang Masa Depan Gaza

83 Persen Bangunan di Gaza Hancur

Selama perang Israel–Hamas berlangsung sejak 7 Oktober 2023 silam, kehancuran yang ditinggalkan sangat parah dan kompleks.

Dengan sedikitnya 55 juta ton puing berserakan di seluruh wilayah, setara dengan 13 kali ukuran Piramida Giza di Mesir.

Hal tersebut turut dikonfirmasi langsung oleh Pusat Satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOSAT), menyebut bahwa lebih dari 83 persen bangunan di Kota Gaza mengalami kerusakan berat.

Kondisi ini menjadikan kawasan tersebut hampir tidak layak huni. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, fasilitas kesehatan lumpuh, dan ekonomi lokal berhenti total.

Oleh karena itu pemulihan penuh Gaza akan memerlukan waktu yang sangat panjang.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved