Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Berdarah: Israel Kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Kesepakatan Damai Trump

Gencatan senjata Gaza rapuh, Israel gempur Gaza pakai 153 ton bom usai tuding Hamas langgar kesepakatan, buat perdamaian usulan Trump terancam gagal.

YouTube Al Jazeera
GAZA DISERANG ISRAEL - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik bangunan di Kota Gaza dibom oleh Israel melalui serangan udara pada Senin (15/9/2025). Gencatan senjata Gaza rapuh, Israel gempur Gaza pakai 153 ton bom usai tuding Hamas langgar kesepakatan, buat perdamaian usulan Trump terancam gagal. 
Ringkasan Berita:
  • Meski gencatan senjata Trump masih berlaku, Israel menggempur Gaza dengan 153 ton bom, menewaskan puluhan warga sipil.
  • Israel menuduh Hamas gagal memenuhi kesepakatan pembebasan sandera, sementara Hamas menilai Israel tidak menghormati gencatan.
  • Eskalasi terbaru menunjukkan gencatan senjata rapuh dan hanya bertahan di atas kertas, membuat masa depan rencana damai Trump semakin diragukan.

TRIBUNNEWS.COM - Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menyerukan dimulainya kembali pertempuran penuh melawan Hamas

Serangan udara Israel diluncurkan pada akhir pekan, berselang sepekan setelah kesepakatan gencatan senjata sementara diberlakukan di bawah rencana perdamaian 20 poin Presiden AS Donald Trump.

“Keyakinan bahwa Hamas akan mematuhi kesepakatan adalah keliru dan berbahaya bagi keamanan nasional kita,” kata Ben Gvir dalam pernyataan resmi yang dikutip dari RT News.

“Organisasi ini harus dihancurkan sepenuhnya, dan semakin cepat semakin baik.”

Menurut laporan resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pasukan Hamas diduga menembakkan rudal antitank dan menembaki tentara Israel yang beroperasi di kota Rafah, Gaza bagian selatan. 

Bahkan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka membanggakan aksi militernya yang menggempur Jalur Gaza dengan total 153 ton bom selama akhir pekan, meski gencatan senjata dengan Hamas masih berlangsung.

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam pembukaan musim dingin parlemen Israel, Knesset, pada Senin (20/10/2025). 

Ia menegaskan pasukan Israel tetap melakukan operasi intensif di Gaza sebagai bentuk “pembelaan diri”, meski secara tersirat mengakui telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

Dalam kesempatan itu Netanyahu juga menuding Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata, karena Hamas seharunya membebaskan semua sandera Israel dalam waktu 72 jam sebagai imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Namun, pelaksanaannya tak berjalan mulus. Hamas telah menyerahkan 20 sandera hidup dan 12 jenazah, tetapi Israel menuduh kelompok itu gagal memulangkan 16 jenazah lainnya. 

Seorang saksi mata Palestina di kamp Al-Bureij, Gaza tengah, Abdullah Abu Hasanin (29), yang bergegas ke lokasi pengeboman, mengungkapkan keputusasaannya terhadap tindakan Israel.

"Saya berharap perjanjian ini akan bertahan, tetapi pendudukan tidak menghormati apa pun - bukan perjanjian, bukan apa-apa," katanya, sebagai mana dikutip dari AFP.

"Pemandangannya tak terlukiskan. Darah telah kembali lagi," imbuhnya

Baca juga: Hamas Serahkan Jasad Sandera Tentara Israel, Menyisakan 15 Jenazah di Gaza

Gencatan Senjata yang Rapuh

Israel menanggapinya dengan serangan udara terhadap target yang diklaim merupakan bagian dari militer Hamas

Namun, di lapangan, serangan tersebut juga menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak.

Badan pertahanan sipil Gaza , yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, mengatakan sedikitnya 45 orang tewas di seluruh wilayah akibat serangan Israel.

Sementara itu, kepada AFP, empat rumah sakit di Gaza mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 45 orang, dan mengatakan mereka telah menerima korban tewas dan luka.

Para pengamat menilai eskalasi ini menunjukkan betapa rapuhnya proses perdamaian Gaza

Israel masih menempati sebagian wilayah selatan Gaza dan menolak mundur dari area strategis, sementara Hamas berjuang mempertahankan klaim kedaulatan.

Konflik yang seharusnya mereda justru kembali memanas, menandakan gencatan senjata hanya bertahan di atas kertas.

Dengan meningkatnya korban sipil dan seruan perang yang kembali menggema, dunia kini menyoroti apakah inisiatif perdamaian Trump masih memiliki masa depan atau akan tenggelam bersama dentuman bom yang kembali mengguncang Gaza.

Trump : Gencatan Senjata Israel-Hamas Masih Berlaku

Kendati serangan Israel masih belum mereda, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa gencatan senjata antara Jalur Gaza dan Hamas masih tetap berlaku meskipun terjadi bentrokan yang menewaskan puluhan orang di wilayah tersebut

Klaim Trump muncul di tengah eskalasi kekerasan baru, di mana militer Israel menyatakan telah menembakkan serangan udara dan artileri ke kawasan Rafah, Gaza selatan, menyusul tuduhan bahwa Hamas menyerang pasukan Israel.

Meski begitu, Trump menyebut bahwa pimpinan Hamas “mungkin tidak terlibat” dalam insiden itu, dan menyalahkan “beberapa pemberontak di dalamnya” sebagai pelaku.

Trump menambahkan bahwa pihaknya ingin memastikan gencatan senjata itu berlangsung secara “sangat damai”, namun menegaskan bahwa jika pelanggaran terus terjadi, “itu akan ditangani dengan tegas, tetapi dengan benar”.

Para pengamat menilai eskalasi ini menunjukkan betapa rapuhnya proses perdamaian Gaza. Israel masih menempati sebagian wilayah selatan Gaza dan menolak mundur dari area strategis, sementara Hamas berjuang mempertahankan klaim kedaulatan.

Konflik yang seharusnya mereda justru kembali memanas, menandakan gencatan senjata hanya bertahan di atas kertas.

Dengan meningkatnya korban sipil dan seruan perang yang kembali menggema, dunia kini menyoroti apakah inisiatif perdamaian Trump masih memiliki masa depan — atau akan tenggelam bersama dentuman bom yang kembali mengguncang Gaza

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved