Konflik Rusia Vs Ukraina
Pertemuan Presiden AS & Putin Batal, Trump: Saya Tak Mau Buang Waktu, Rusia Tak Serius soal Gencatan
Trump batal bertemu Putin di Budapest usai Rusia tolak gencatan senjata. AS kecewa tapi tegaskan tetap dukung Ukraina dan dorong perdamaian sejati.
Ringkasan Berita:
- Pertemuan damai AS-Rusia di Budapest, dibatalkan setelah Moskow menolak usulan gencatan senjata di garis depan perang Ukraina.
- Merespon tindakan Putin, AS menilai Rusia tak serius soal perdamaian, menurutnya Moskow hanya ingin melegitimasi wilayah yang direbutnya.
- AS Tetap Dukung Ukraina meski kecewa, Trump tegaskan AS dan sekutu Eropa tetap berkomitmen menekan Rusia agar membuka peluang dialog damai yang nyata.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas perundingan gencatan senjata.
Pertemuan itu sebelumnya dijadwalkan berlangsung di Kota Budapest, Hongaria, dua minggu mendatang.
Awalnya Trump dan Putin berencana menggelar diplomasi damai untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina yang telah terjadi sejak tahun 2022.
Sebagai syarat, pemerintah AS mengajukan usulan gencatan senjata sementara di garis depan perang Rusia–Ukraina.
Langkah ini dimaksudkan agar kedua pihak dapat menahan diri, menghentikan operasi militer, dan membuka ruang bagi proses diplomasi damai.
Presiden Trump menyebut usulan itu sebagai “tahap awal menuju perundingan yang nyata”.
Namun, Moskow menolak permintaan AS untuk menghentikan pertempuran di garis depan Ukraina, yang menjadi syarat utama bagi Washington agar dialog perdamaian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menjelaskan bahwa Moskow hanya tertarik pada “perdamaian jangka panjang” yang artinya Rusia ingin pengakuan penuh atas wilayah yang telah direbutnya.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Rusia akan tetap berpegang pada posisi lamanya, sementara Ukraina harus menarik pasukan dari wilayah timur yang kini dikuasai Rusia, termasuk kawasan Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbas.
Penolakan Rusia Picu Kekecewaan Washington
Baca juga: Tentara Rusia Dilanda Fenomena Gangguan Kejiwaan dan Alkoholisme Setelah Bertempur di Ukraina
Bagi AS dan Ukraina, tuntutan tersebut jelas tidak dapat diterima karena dianggap melegitimasi tindakan agresi Rusia dan mengorbankan kedaulatan Ukraina.
Alasan itu yang membuat Trump murka hingga membatalkan pertemuan penting dengan Presiden Putin di Budapest.
“Saya tidak mau buang waktu untuk pertemuan yang sia-sia. Rusia tidak serius soal gencatan senjata,” kata Trump, sebagaimana dikutip dari BBC International.
Menurut sumber dari Gedung Putih, sikap Rusia yang menolak menghentikan pertempuran menunjukkan bahwa Moskow tidak serius dalam mencari solusi damai untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2022.
Situasi itu juga membuat setiap pembicaraan diplomatik tidak akan membuahkan hasil nyata.
Langkah pembatalan ini juga mencerminkan sikap tegas AS untuk tidak terlibat dalam diplomasi simbolik.
Washington menegaskan bahwa negosiasi hanya akan dilakukan apabila kedua pihak sama-sama memiliki komitmen terhadap perdamaian sehingga lebih baik ditunda hingga Rusia benar-benar menunjukkan niat menghentikan serangan.
“Pertemuan tanpa hasil hanya akan memberi ruang bagi Rusia untuk membeli waktu,” ujar salah satu penasihat keamanan nasional AS.
Bagi Gedung Putih, diplomasi tanpa tindakan nyata hanya akan memperpanjang konflik dan menghambat langkah-langkah konkret menuju gencatan senjata.
AS Tegaskan Komitmen Dukung Ukraina
Meski kecewa atas penolakan Rusia terhadap gencatan senjata, AS menegaskan tetap berkomitmen mendukung Ukraina dan mendorong jalur diplomatik yang benar-benar mengarah kepada penghentian perang.
Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Washington akan terus berkoordinasi dengan sekutu Eropa untuk menekan Moskow agar menghentikan agresinya di Ukraina serta membuka kembali peluang dialog di masa depan.
“Kami siap berbicara kapanpun, tapi hanya jika Rusia datang dengan niat untuk damai,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Selasa waktu setempat.
Keputusan Gedung Putih menunda pertemuan ini mencerminkan strategi diplomatik baru AS yang lebih berhati-hati.
Dengan menolak “pertemuan yang sia-sia”, Trump berupaya menunjukkan posisi tegas terhadap Moskow sekaligus mempertahankan citra kepemimpinannya di tengah tekanan perang yang belum berakhir.
Langkah ini menunjukkan bahwa AS masih melihat diplomasi sebagai solusi utama, tetapi dengan syarat Rusia menunjukkan itikad baik dan kesediaan untuk benar-benar menghentikan konflik.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.