Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Jajal Rudal Nuklir Burevestnik: Putin Busungkan Dada, Trump Bilang AS Punya yang Lebih Hebat

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bereaksi atas uji coba Rusia itu dengan melontarkan pernyataan berbau cemooh.

HO/IST/Defence Express
RUDAL NUKLIR - Kemungkinan munculnya sistem peluncuran untuk menguji 9M730 Burevestnik. AS merespons uji coba nuklir Rusia dengan mengatakan mereka memiliki sistem persenjataan yang lebih mumpuni. 

"Mereka tidak main-main dengan kita. Kita juga tidak main-main dengan mereka," lanjut Trump.

"Kita menguji rudal setiap saat, tapi tahukah Anda, kita punya kapal selam, kapal selam nuklir. Kita tidak perlu pergi sejauh 8.000 mil."

 "Dan saya rasa itu juga bukan hal yang pantas bagi Putin untuk dikatakan. Ngomong-ngomong, dia seharusnya mengakhiri perang. Perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu kini, sebentar lagi, sudah memasuki tahun keempat. Itulah yang seharusnya dia lakukan, alih-alih menguji coba rudal."

Beberapa analis Barat juga skeptis terhadap kemampuan sebenarnya dari rudal itu.

"Saya merayakan setiap rubel yang diinvestasikan Rusia untuk rudal yang tidak berguna dan tidak perlu ini," ujar Fabian Hoffmann, seorang peneliti di Proyek Nuklir Oslo di Universitas Oslo di Norwegia, dalam sebuah postingan di X.

"Ini sistem yang sangat bodoh," ujar William Alberque, mantan kepala  pusat non-proliferasi nuklir NATO yang saat ini bekerja di lembaga nirlaba Pacific Forum, dilansir NW.

Dia menambahkan bahwa AS telah menguji dan meninggalkan sistem serupa di awal Perang Dingin.

Kremlin menyatakan pada 22 Oktober kalau Putin telah mengawasi sejumlah uji coba senjata nuklir strategis, baik yang diluncurkan dari laut, udara, maupun darat, tetapi tidak menyebutkan Burevestnik.

Rusia menguji rudal balistik antarbenua Yars dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam Sineva, sementara sebuah pesawat pengebom strategis meluncurkan rudal jelajah yang tidak disebutkan namanya, menurut pernyataan pemerintah.

Uji coba tersebut dilakukan setelah AS memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia setelah berbulan-bulan negosiasi yang berlarut-larut mengenai Ukraina dengan sedikit kemajuan, yang sangat membuat Presiden AS Donald Trump frustrasi.

Partai Republik tersebut telah lama menolak memberikan sanksi kepada Moskow yang dirancang untuk menghambat kemampuan Rusia berperang di Ukraina.

Gedung Putih telah menyiapkan sanksi tambahan terhadap Rusia, yang akan digunakan jika perang di Eropa Timur terus berlarut-larut, Reuters melaporkan pada hari Sabtu, mengutip seorang pejabat AS dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut.

Kantor berita tersebut melaporkan pada pertengahan Agustus kalau Rusia kemungkinan sedang mempersiapkan uji coba Burevestnik lainnya di lokasi uji Pankovo, di kepulauan Novaya Zemlya di Laut Barents.

Novaya Zemlya telah menjadi lokasi uji coba nuklir utama Rusia selama beberapa dekade.

Pengembangan Burevestnik diperkirakan dimulai pada tahun 2011 dan uji cobanya kemungkinan dimulai pada tahun 2016. Sebelum 2019, Rusia telah mengujinya sekitar 13 kali "dengan dua keberhasilan parsial," ungkap Nuclear Threat Initiative, lembaga nirlaba yang berbasis di AS, saat itu.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved