Terungkap Cara Perampok Gasak Perhiasan Napoleon di Museum Louvre, Sistem Keamanan jadi Perhatian
Perampokan di Museum Louvre pada Minggu (19/10/2025) lalu menjadi perhatian dunia. Sistem keamanan pun jadi perhatian.
"Sekarang kami tahu mereka tidak lagi bekerja di akhir pekan, tetapi saat itu hal itu tidak terlihat aneh," lanjutnya.
Julien Dunoyer, seorang petugas keamanan dan perwakilan serikat pekerja mengatakan bahwa ada pekerjaan yang sedang berlangsung di taman di bawah galeri, jadi “tidak mengherankan jika ada tangga lift”.
"Itulah masalahnya jika kita memiliki banyak pekerjaan di lokasi yang berbeda," bebernya.
Valora dan Dunoyer mengatakan mereka sedang bekerja di bagian museum yang berbeda saat pencurian terjadi.
Mereka mengaku tidak menyadari telah terjadi perampokan saat diminta mengevakuasi orang-orang di luar.
"Kami bertanya-tanya apakah ini bisa menjadi serangan dan kami perlu memastikan semua orang aman," kata Valera.
"Kami tidak menyangka akan sedahsyat ini. Ini sangat mengejutkan. Kami benar-benar terpukul," ujarnya lagi.
Laurence des Cars, direktur Louvre, mengatakan kepada senator Prancis pada hari Rabu bahwa pencurian tersebut telah mengungkap “kelemahan” dalam keamanan.
"Kami tidak mendeteksi kedatangan pencuri cukup awal," katanya, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Pencurian Museum Louvre: Bagaimana Nasib Perhiasan Bersejarah yang Hilang?
Dirinya pun menyalahkan fakta bahwa tidak ada cukup kamera di luar yang memantau sekeliling museum.
Setelah pencurian di Louvre, serikat pekerja SUD Culture menyalahkan "penghancuran pekerjaan yang didedikasikan untuk keamanan" dan kekurangan dana untuk peralatan keamanan.
Petugas galeri, agen tiket, dan petugas keamanan di museum melakukan aksi mogok singkat pada bulan Juni, dengan alasan kekurangan staf kronis dan kondisi kerja yang buruk.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan renovasi museum selama enam tahun awal tahun ini, termasuk uang untuk peningkatan keamanan.
Bagi sebuah bangsa yang karakternya ditentukan oleh pertunjukan sejarah dan budaya yang membanggakan, insiden tersebut dipandang di beberapa kalangan sebagai penghinaan nasional.
Macron menyebutnya "serangan terhadap warisan yang kita junjung tinggi karena merupakan sejarah kita".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.