AS Gempur 4 Kapal di Pasifik, 14 Tewas dalam Operasi Anti Narkoba yang Diperintahkan Trump

Serangan ini memicu kekhawatiran internasional.

Para ahli hukum internasional menilai tindakan itu berpotensi melanggar hukum maritim dan hak asasi manusia.

Mary Ellen O’Connell, profesor hukum di Universitas Notre Dame, menilai bahwa “mengeksekusi mati tersangka perdagangan narkoba tanpa proses hukum merupakan pelanggaran yang lebih besar daripada kejahatan itu sendiri.”

Pemerintahan Trump, menurut CNN, telah mengeluarkan pendapat hukum rahasia yang memperlakukan pengedar narkoba sebagai “pejuang musuh” yang dapat diserang tanpa proses yudisial.

Sejak awal September, militer AS telah menghancurkan 14 kapal dan menewaskan 57 orang dalam serangkaian serangan di Karibia dan Pasifik.

Washington menyebut operasi tersebut sebagai upaya menekan kartel narkoba dari Kolombia, Venezuela, dan Meksiko.

Pemerintahan di Amerika Latin menilai langkah ini melanggar kedaulatan negara mereka.

Presiden Kolombia Gustavo Petro menuduh AS “melakukan tindakan militer sepihak” di perairan internasional.

Sementara itu, Trump membela kebijakannya dengan menyebut kampanye tersebut sebagai “perang melawan musuh yang menyelundupkan kematian ke pantai Amerika.”

Ia menegaskan, jika perlu, “operasi akan diperluas ke target di darat.”

Baca juga: Perang Antar-Geng! Enam Kepala dan Sisa Jasad Manusia Ditemukan di Sepanjang Jalan di Meksiko

Serangan ini semakin memperburuk hubungan antara AS dan beberapa negara Amerika Latin.

Banyak pihak menilai Washington berusaha memperluas pengaruh militernya di kawasan dengan dalih pemberantasan narkoba.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)