Gelar Pahlawan Nasional
Daftar 5 Diktator Dunia yang Justru Dianggap Pahlawan oleh Rakyatnya
Berikut daftar diktator dunia yang justru kini dirindukan dan dianggap pahlawan oleh rakyatnya. Salah satunya adalah Soeharto.
Ringkasan Berita:
- Berikut daftar lima diktator dunia yang justru dirindukan dan dianggap pahlawan oleh rakyatnya saat ini.
- Ada pemimpin Rumania, Uni Soviet, hingga Filipina. Bahkan Presiden RI kedua, Soeharto turut masuk dalam daftar ini.
- Soeharto yang dianggap seorang korup dan diktator justru kini memperoleh gelar pahlawan nasional.
TRIBUNNEWS.COM - Sejarah panjang dunia tidak hanya melahirkan pemimpin yang demokratis dan peduli terhadap nasib rakyatnya.
Namun, pemimpin dunia yang memiliki sifat diktator dan kejam terhadap rakyat yang dipimpinnya pun turut lahir.
Kendati demikian, meski pemimpin diktator dikenal kejam dan tega berbuat apapun demi mengukuhkan eksistensinya, tetapi ada pula yang berujung justru dihormati oleh rakyatnya.
Bahkan, dalam sebuah jajak pendapat, pemimpin tersebut justru dianggap pahlawan dan mayoritas rakyat ingin untuk tetap hidup di bawah kepemimpinan rezim orang tersebut.
Dari pemimpin yang eksis selama tiga dekade hingga membunuh jutaan orang, berikut daftar lima pemimpin yang justru dihormati dan dianggap pahlawan oleh rakyatnya.
1. Park Chung Hee (Presiden Korsel 1961-1979)
Park Chung Hee meraih tampuk kekuasaan sebagai Presiden Korea Selatan (Korsel) melalui cara kudeta militer pada 16 Mei 1961, dikutip dari The Korean Herald.
Sesaat setelah menjadi pemimpin Negeri Ginseng, pendekatan politik yang dianut Park langsung diterapkan yakni represif.
Ia pun tak segan untuk membungkam segala bentuk ancaman dari oposisi. Kebijakan represif Park salah satunya yakni adanya larangan aktivitas politik dan mengancam menutup perguruan tinggi yang melakukan pemberontakan.
Kediktatorannya pun semakin nampak ketika dia ingin agar Konstitusi Yushin diamandemen sehingga Park dapat menjadi presiden seumur hidup.
Baca juga: Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Situasi di Ndalem Kalitan Sepi Ada Upacara di Astana Giribangun
Kendati demikian, di balik kediktatorannya tersebut, Park memiliki visi untuk membangun ekonomi Korea Selatan agar lebih maju. Salah satu gerakannya yang termahsyur yakni Saemaul Undong.
Gerakan ini dimaksudkan agar daerah pedesaan harus sama majunya dengan di daerah perkotaan.
Selain itu, Saemaul Undong juga sebagai gerakan anti impor dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Adapun gerakan ini tetap dilakukan hingga saat ini oleh mayoritas masyarakat Korsel.
Meski berhasil memajukan Korsel hingga menjadi kekuatan ekonomi dunia, tetapi Park berujung tewas setelah dibunuh pada tahun 1979 oleh Direktur KCIA Kim Jae-gyu.
Park yang memiliki sifat otoriter dan menjurus ke diktator itu ternyata tetap dicintai rakyatnya karena memiliki visi ekonomi yang memajukan Korsel.
Hal itu dibuktikan berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga East Asia Institute pada tahun 2021 terhadap 1.000 responden yang merupakan warga negara Korsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.