Penyebab 9 Petugas dan Polisi India Tewas Periksa Bahan Peledak, Potongan Tubuh Tersebar 100 Meter
Insiden ledakan di kantor polisi disebabkan detonasi tidak sengaja dari tumpukan bahan peledak yang disita selama pemeriksaan forensik
Hal ini memicu Perang India-Pakistan pertama (1947-1948), yang berakhir dengan gencatan senjata PBB pada 1949, membentuk Garis Kontrol sebagai pembatas de facto, di mana India menguasai sebagian besar wilayah dan Pakistan bagian barat.
Pada 1965, Pakistan melancarkan Operasi Gibraltar dengan menyusupkan pasukan ke Kashmir India untuk memicu pemberontakan, yang berujung pada perang skala penuh termasuk pertempuran tank terbesar sejak Perang Dunia II di Chawinda, sebelum diakhiri dengan gencatan senjata Tashkent pada 1966 tanpa perubahan signifikan di Garis Kontrol.
Konflik memanas lagi pada 1999 melalui Perang Kargil, di mana pasukan Pakistan dan militan Kashmir menyusup ke wilayah India di pegunungan Himalaya, memicu pertempuran sengit yang hampir menjadi konflik nuklir setelah kedua negara menguji senjata nuklir pada 1998; India merebut kembali wilayah tersebut dengan bantuan mediasi AS yang memaksa Pakistan mundur.
Selain itu, sejak 1984, kedua negara bertempur di Gletser Siachen, wilayah tertinggi yang diklaim bersama, sementara China merebut Aksai Chin dari India pada Perang Sino-India 1962 dan mengontrol sekitar 20 persen wilayah Kashmir asli, termasuk melalui Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) di area sengketa.
Pada akhir 1980-an, pemberontakan bersenjata meletus di Kashmir India dengan dukungan Pakistan, melibatkan kelompok seperti Hizbul Mujahideen dan Lashkar-e-Taiba yang menuntut kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan, mencapai puncak kekerasan pada 1990-an dengan ribuan korban, termasuk serangan Mumbai 2008 yang menewaskan 166 orang.
Baca juga: Bencana Tanah Longsor Melanda Kashmir India, 60 Orang Tewas, Lebih dari 100 Orang Hilang
Pada 2019, India mencabut status otonomi Jammu dan Kashmir melalui Pasal 370, membagi wilayah menjadi dua teritori uni, memicu protes besar dan ketegangan dengan Pakistan; hingga 2025, konflik berlanjut dengan insiden seperti ledakan di New Delhi dan Kashmir yang terkait militan, meskipun PBB pernah mengusulkan referendum sejak 1948 yang tak pernah terealisasi.
Dampaknya mencakup puluhan ribu korban jiwa, pengungsian massal, dan beban ekonomi, dengan India menganggapnya isu internal sementara Pakistan menyerukan resolusi internasional, menjadikan Kashmir sebagai "konflik paling berbahaya di dunia" karena ancaman nuklir.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.