Konflik Rusia Vs Ukraina
‘Radio Kiamat’ Rusia Siarkan Pesan Misterius Menyebut Latvia, Eropa Khawatir
Stasiun radio gelombang pendek Rusia UVB-76 kembali memicu kekhawatiran setelah menyiarkan serangkaian pesan berkode
Ringkasan Berita:
- Stasiun radio gelombang pendek Rusia UVB-76 atau Radio Kiamat kembali memicu kekhawatiran
- Pada Senin (17/11/2025), radio itu menyiarkan serangkaian pesan berkode yang menyebut langsung nama negara anggota NATO, Latvia
- Penyebutan ini memantik spekulasi di media sosial bahwa Moskow mungkin tengah mengarahkan ancaman baru setelah Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Stasiun radio gelombang pendek Rusia UVB-76, yang dikenal luas sebagai “The Buzzer” atau “Radio Kiamat”, kembali memicu kekhawatiran setelah menyiarkan serangkaian pesan berkode yang menyebut langsung nama negara anggota NATO, Latvia.
Pesan tersebut dikirim pada Senin (17/11/2025).
Dalam salah satu transmisi, suara penyiar terdengar menyebut “LATVIA”, sebuah negara kecil di Baltik yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Penyebutan ini memantik spekulasi di media sosial bahwa Moskow mungkin tengah mengarahkan ancaman baru setelah Ukraina.
UVB-76 telah beroperasi sejak era 1970-an dan dikenal menyiarkan dengungan monoton hampir sepanjang hari.
Namun intensitas atau pola pesannya kerap berubah pada momen ketegangan geopolitik.
Sejumlah analis meyakini saluran ini terkait sistem komando militer strategis Rusia dan digunakan untuk mengirim instruksi tertentu pada situasi krisis.
Pada Senin, stasiun itu menayangkan enam pesan berbeda, termasuk kode “NZHTI NZHTI 15854 LATVIA 5894 4167.” Pesan lain memuat kata-kata seperti NANTOTYUK, LAST, BOLONSKIY, GALVANIZER, dan DRAW.
Sebagian kata tidak memiliki terjemahan jelas, sementara “bolonskiy” merupakan kata Rusia yang berarti “Bolognese”.
“Galvanizer” adalah istilah bahasa Inggris untuk pekerja yang melapisi baja atau besi dengan logam lain seperti seng.
Di tengah hubungan Rusia–NATO yang kembali memanas, penyebutan Latvia menjadi aspek yang paling memicu kecemasan.
Baca juga: Polandia: 2 Warga Ukraina yang Jadi Agen Rusia Diduga Terlibat Pengeboman Rel Kereta Api
Sebagai anggota NATO, serangan terhadap Latvia akan memicu aktivasi Pasal 5, yaitu kewajiban seluruh anggota aliansi—termasuk Amerika Serikat—untuk melakukan pembelaan kolektif. Skenario tersebut dapat menyeret Eropa ke dalam eskalasi militer skala besar, bahkan berpotensi menuju perang nuklir.
Meski risiko besar menghantui, sejumlah pengguna media sosial berbahasa Rusia tampak menyambut kemungkinan invasi Latvia, memperlihatkan meningkatnya sentimen agresif di dunia maya.
Pada hari yang sama dengan siaran UVB-76, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengungkapkan dugaan bahwa Rusia berada di balik ledakan besar yang mengguncang jaringan kereta api Polandia pada akhir pekan.
Ia menyebut insiden itu sebagai “tindakan sabotase yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, otoritas Polandia telah menahan puluhan orang terkait dugaan spionase dan aksi sabotase.
Selain Polandia, beberapa negara NATO lain—antara lain Belgia, Estonia, Republik Ceko, dan Denmark—melaporkan kemunculan pesawat nirawak tak dikenal di sekitar pangkalan militer dan bandara dalam beberapa bulan terakhir.
Insiden tersebut menyebabkan penutupan wilayah udara, penundaan banyak penerbangan, dan memaksa NATO menggelar pertemuan darurat.
“Perang hibrida Putin telah menghantam Eropa dengan drone, sabotase, dan operasi siber. Sekarang ia mengguncang saluran berkode nuklir,” tulis seorang pengguna di platform X.
NATO-Rusia Memanas
Ketegangan antara Rusia dan NATO memang tengah memuncak, seperti diwarnai berbagai manuver militer dan ancaman strategis. Beberapa perkembangan terbaru:
Presiden Latvia Edgars Rinkēvičs mendesak NATO untuk memperkuat sistem pertahanan udara di wilayah Baltik menyusul insiden pelanggaran ruang udara oleh Rusia.
Menurut laporan, Latvia dan Lituania mengusulkan peningkatan misi “Baltic air policing” menjadi misi pertahanan udara penuh dengan penempatan sistem pertahanan darat dan sensor.
Menteri Luar Negeri Latvia, Baiba Braže, memperingatkan bahwa Rusia sengaja melakukan penerbangan drone dan pesawat di sepanjang perbatasan NATO. Dia menyatakan bahwa jika provokasi berlanjut, “akan ada penembakan” terhadap objek yang dianggap ancaman.
Ia juga mendukung ide “tembok drone” di perbatasan timur NATO: sistem bertingkat dengan sensor, alat jamming, dan pertahanan udara.
Laporan intelijen Latvia (SAB) mengindikasikan bahwa Rusia tengah membangun kembali kekuatan militernya, termasuk reorganisasi distrik militer di kawasan barat laut (Leningrad dan Moskow), untuk menempatkan kekuatan lebih dekat dengan perbatasan negara Baltik.
Dalam laporan tahunannya, SAB menyatakan bahwa Rusia juga mengembangkan kemampuan sabotase sebagai bagian dari persiapan “konfrontasi militer jangka panjang” dengan NATO.
Rusia dan Belarus menggelar latihan militer bersama “Zapad 2025” pada September 2025, yang melibatkan ribuan pasukan serta peralatan militer konvensional dan nuklir.
Dalam latihan itu, dilaporkan penggunaan bomber nuklir dan strategi rudal jarak menengah, yang dianggap sebagai pertunjukan kekuatan langsung oleh Moskow dan memicu kekhawatiran NATO.
Analis militer menyoroti bahwa propaganda Rusia menargetkan Laut Baltik, mengklaim latihan NATO “Baltops 2025” sebagai provokasi militer untuk menghadapi Rusia.
Pada pertemuan tahunan Komite Militer NATO di Riga (akhir September 2025), para petinggi militer aliansi menegaskan solidaritas di sisi timur. Admiral Giuseppe Cavo Dragone menyatakan bahwa kehadiran NATO di Baltik merupakan sinyal kuat “persatuan dan kesiapan.”
Dia menambahkan bahwa meskipun pembahasan untuk mengubah misi patroli udara menjadi pertahanan penuh masih berlangsung, keputusan akhir akan bergantung pada hasil investigasi terhadap pelanggaran udara yang dilaporkan.
Laporan intelijen Latvia (VDD) menyebut bahwa taktik Rusia akan semakin beragam di 2025, termasuk risiko sabotase, pengaruh politik, dan operasi intelijen di wilayah Latvia.
VDD menilai bahwa agresi Rusia saat ini bukan sekadar perang di Ukraina, melainkan konflik geopolitik yang juga menargetkan NATO secara keseluruhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.