Jumat, 21 November 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Tegas Tolak Ancaman Serangan Militer AS terhadap Kartel Narkoba

Claudia Sheinbaum menegaskan Meksiko tak akan pernah izinkan operasi militer AS di wilayahnya, meski Trump buka opsi serangan ke kartel.

Tangkapan Layar YouTube WION
PRESIDEN MEKSIKO - Tangkapan Layar YouTube WION yang diambil pada Kamis (30/1/2025). Menunjukkan Presiden Sheinbaum saat konferensi pers pada hari Rabu (29/1/2025) untuk memberikan tanggapan terkait perubahan nama Teluk Meksiko di Google Maps. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menegaskan Meksiko tidak akan pernah mengizinkan intervensi militer AS dalam operasi melawan kartel, menolak keras wacana yang kembali dibuka Presiden Donald Trump.
  • Sheinbaum menegaskan kedaulatan Meksiko tidak bisa diganggu, merujuk sejarah perang abad ke-19, sementara Washington mengisyaratkan opsi serangan tetap terbuka.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menegaskan Meksiko tidak akan pernah mengizinkan intervensi militer Amerika Serikat (AS) dalam perang melawan kartel narkoba.

Dalam konferensi pers di Mexico City pada Selasa (18/11/2025), Sheinbaum menyatakan gagasan tersebut “tidak akan terjadi”.

Sheinbaum menyerukan hal itu sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyinggung soal kemungkinan tindakan agresif di wilayah Meksiko.

"Kami beroperasi di wilayah kami sendiri, dan kami tidak menerima intervensi dari pemerintah asing mana pun," ungkap Sheinbaum, dikutip dari Reuters.

Sheinbaum mengatakan pihak Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa operasi militer hanya dapat dilakukan jika ada izin resmi dari pemerintah Meksiko.

Akan tetapi, sang presiden menegaskan Meksiko tidak akan pernah memberikan persetujuan itu.

Ia juga menyinggung sejarah kelam Perang Meksiko–Amerika pada abad ke-19, ketika negaranya kehilangan separuh wilayah, Al Mayadeen melaporkan.

Sehari sebelumnya, Trump menyatakan dirinya mendukung “apa pun yang harus dilakukan” untuk menghentikan peredaran narkoba ke AS.

Ketika ditanya soal kemungkinan serangan ke Meksiko, Trump menjawab, “Saya tidak keberatan,” sembari mengaku telah berdiskusi dengan pejabat Meksiko mengenai posisinya.

Reuters melaporkan Trump juga mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap sikap Mexico City.

Sheinbaum mengungkapkan bahwa ia telah menyampaikan penolakan tegas terhadap wacana intervensi tersebut, baik kepada Trump maupun Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

Baca juga: Trump Tebar Ancaman ke Kartel Meksiko, Klaim Tahu Tiap Alamat Gembong Narkoba

Kedutaan Besar AS di Meksiko bahkan merilis video pernyataan Rubio di X, menegaskan bahwa Washington tidak akan mengambil langkah sepihak.

Di tengah memanasnya retorika Trump, terjadi insiden di Playa Bagdad, timur laut Meksiko, ketika sejumlah pria memasang tanda “Area Terlarang” dan mengklaim daerah itu sebagai milik Departemen Pertahanan AS.

Kementerian Luar Negeri Meksiko menyebut angkatan laut telah mencabut tanda tersebut.

Reuters melaporkan Pentagon mengonfirmasi rambu itu dipasang oleh kontraktor AS yang salah menilai batas internasional setelah perubahan aliran Sungai Rio Grande.

Pemerintah Sheinbaum memastikan kasus tersebut ditangani oleh Komisi Perbatasan dan Perairan Internasional, badan binasional yang mengatur batas wilayah.

Sheinbaum menegaskan bahwa setiap upaya melanggar kedaulatan Meksiko “akan direspons tegas.”

Ketegangan kedua negara meningkat sejak Trump kembali memenangkan Pemilu 2024.

Politico melaporkan Trump menjadikan migrasi, keamanan perbatasan, dan perang melawan narkoba sebagai pilar kebijakannya terhadap Meksiko.

Ia juga sempat mengancam tarif 25 persen bagi seluruh impor Meksiko dan membuka opsi menetapkan kartel sebagai “organisasi teroris asing.”

Sheinbaum mengatakan Meksiko terbuka bekerja sama dalam pertukaran intelijen dan operasi keamanan lintas batas, namun garis merahnya tetap jelas: tidak ada pasukan asing di Meksiko.

“Kami bisa berkolaborasi,” ujar Sheinbaum, “tetapi wilayah ini adalah wilayah kami.”

Sementara itu, Trump di Washington kembali mengisyaratkan bahwa opsi serangan ke Meksiko tetap terbuka.

Ketika ditanya soal kemungkinan pengerahan pasukan, Trump menjawab, “Saya tidak mengesampingkan apa pun.”

Reuters dan NBC News melaporkan pemerintahan AS bahkan sedang menyiapkan skema operasi gabungan militer–intelijen, termasuk serangan drone ke laboratorium narkoba, meski rencana itu bertentangan dengan posisi resmi Mexico City.

Para analis memperingatkan bahwa langkah agresif AS berpotensi memicu krisis diplomatik yang lebih dalam.

Baca juga: Operasi Anti-Narkoba AS Makin Agresif, Trump Isyaratkan Gempur Kartel Meksiko

Jeff Garmany dari Universitas Melbourne mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Trump “tidak menunjukkan indikasi akan menunggu izin Sheinbaum".

Dirinya menilai serangan langsung tidak akan mematikan jaringan kartel yang sangat terorganisir.

Di tengah lonjakan kematian akibat fentanyl di AS, Trump menggambarkan peredaran narkoba sebagai “seperti perang”.

Dirinya juga menyebut kartel bertanggung jawab atas ratusan ribu kematian.

Ia bahkan membuka peluang serangan terhadap fasilitas narkotika di Kolombia.

Meski tetap melakukan koordinasi intelijen dengan Washington, Meksiko memilih memperkuat institusi keamanan domestik dan menolak pendekatan militeristik Trump.

Pemerintahan Sheinbaum menilai tindakan unilateral AS dapat memicu korban sipil dan memperburuk ketegangan di wilayah perbatasan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved