Kamis, 20 November 2025

Tren 'Manusia Tikus' di China Bikin Gempar, Mulai Menjalar ke Indonesia?

Postingan tentang "manusia tikus" telah menarik lebih dari 2 miliar penayangan di media sosial Tiongkok.

|
Editor: Hasanudin Aco
Foto Tangkapan Layar
MANUSIA TIKUS - Sehari dalam kehidupan 'Manusia Tikus' di China yang menarik banyak interaksi di media sosial. /Video: Douyin 

Mereka menolak berpacaran, menikah, dan memiliki anak karena biaya hidup yang tinggi dan persaingan karier yang ketat.

Mereka memilih hidup sendiri, makan sederhana, dan meminimalkan segala aspek kehidupan demi bertahan hidup.

Di Inggris, proporsi penduduk berusia 20-24 tahun yang terputus secara ekonomi dan sosial telah berlipat ganda hanya dalam satu dekade, dari 4,5 persen menjadi 9 persen.

Angka ini juga meningkat tajam di AS, Kanada, dan Jerman.

Angka ini mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade.

Di Indonesia disebut 'kaum rebahan'.

Mereka malas-malasan sepanjang hari, rebahan di tempat tidur.

Di tengah situasi ekonomi yang tak menentu

Padahal situasi ekonomi negara itu lagi serius, dengan tingkat pengangguran kaum muda Tiongkok pada April 2025 mencapai 15,8 persen.

Sementara lulusan universitas tahun ini diperkirakan akan mencapai rekor 12,22 juta.

Lapangan pekerjaan terbatas, persyaratan rekrutmen tinggi, tetapi gaji tidak cukup untuk menutupi pengeluaran.

Ujian masuk universitas nasional yang dianggap sebagai "gerbang menuju kesuksesan" masih meninggalkan tekanan yang sangat besar.

Setelah bertahun-tahun belajar intensif dan ujian yang ketat, banyak anak muda menyadari bahwa gelar tidak menjamin pekerjaan yang stabil.

Biaya hidup meroket sementara pendapatan stagnan.

Harga rumah di Beijing dan Shanghai sangat tinggi dan apartemen kecil bisa menghabiskan pendapatan seumur hidup.

Menikah, punya anak, atau menyewa rumah sendiri, semuanya menjadi impian yang jauh.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved