Kamis, 20 November 2025

Tren 'Manusia Tikus' di China Bikin Gempar, Mulai Menjalar ke Indonesia?

Postingan tentang "manusia tikus" telah menarik lebih dari 2 miliar penayangan di media sosial Tiongkok.

|
Editor: Hasanudin Aco
Foto Tangkapan Layar
MANUSIA TIKUS - Sehari dalam kehidupan 'Manusia Tikus' di China yang menarik banyak interaksi di media sosial. /Video: Douyin 

Kesenjangan antara keinginan untuk mandiri dan kenyataan pahit menyebabkan banyak orang memilih untuk menarik diri.

Dengan populasi 1,4 miliar jiwa, setiap masalah sosial di Tiongkok menjadi "masalah besar" global.

Ukurannya yang sangat besar menjadikannya pasar massal, masalah nyata yang sulit diabaikan.

Ketika jutaan anak muda keluar dari pasar tenaga kerja, konsekuensi ekonomi dan sosialnya sangat mengerikan.

Tekanan ujian dan ekspektasi keluarga menciptakan lingkungan yang keras.

Seorang anak Tiongkok harus belajar 12-14 jam sehari untuk masuk universitas yang bagus lalu bekerja 12-14 jam untuk mempertahankan pekerjaan.

Ketimpangan pendapatan dan akses terhadap aset membuat banyak anak muda merasa tidak adil dan memilih untuk menyerah.

Gelombang pengangguran Gen Z

Secara global, jutaan Generasi Z yang menganggur tidak bekerja, tidak berpendidikan, dan tidak terlatih.

Mereka menghabiskan harinya dengan smart phone, gaming, dan yang berhubungan dengan digital.

Pasca pandemi Covid-19 semuanya berubah.

Generasi yang tersingkir dari pasar tenaga kerja berarti kekurangan sumber daya manusia berkualitas, yang memengaruhi produktivitas dan daya saing nasional.

Ketika orang-orang cerdas memilih untuk berdiam diri daripada berkontribusi, ini adalah krisis bakat yang senyap namun serius.

Di Tiongkok dan Korea Selatan, di mana angka kelahiran telah anjlok, kaum muda enggan menikah atau memiliki anak sehingga menimbulkan risiko krisis populasi di masa mendatang.

Penolakan pekerjaan yang berulang juga berdampak buruk pada kesehatan mental, yang menyebabkan isolasi, depresi, kecemasan, gangguan makan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Sistem kesehatan mental belum siap untuk mengatasinya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved