Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelenskyy Siap Nego dengan Trump soal Proposal AS-Rusia yang Menyakitkan
Presiden Ukraina Zelenskyy akan negosiasi dengan Presiden AS Trump soal proposal perdamaian baru yang diam-diam disusun AS dan Rusia.
Rusia belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kabar tersebut, meski Ukraina mengonfirmasi telah menerima rancangan tersebut.
AS Mengonfirmasi
Amerika Serikat mengonfirmasi mereka melakukan pekerjaan di balik layar untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt mengatakan utusan khusus Presiden AS Donald Trump Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah melakukan pekerjaan di balik layar mengenai "rencana perdamaian" baru untuk Ukraina.
"Pemerintahan Trump telah mengerjakan sebuah rencana secara diam-diam selama sekitar satu bulan terakhir," kata Leavitt, Kamis.
"Mereka telah berinteraksi dengan kedua belah pihak, Rusia dan Ukraina secara setara, untuk memahami komitmen apa yang akan dilakukan kedua negara tersebut demi mewujudkan perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan," tambahnya.
Leavitt mengatakan pembicaraan masih berlangsung, tetapi dia tidak akan memperdebatkan rincian rencana yang dirancang AS tersebut.
"Ini rencana yang bagus bagi Rusia dan Ukraina, dan kami yakin rencana ini akan diterima oleh kedua belah pihak, dan kami sedang bekerja keras untuk mewujudkannya," ujarnya, lapor Pravda.
Update Perang Rusia dan Ukraina
Perang Rusia–Ukraina kini memasuki hari ke-1.367 pada Jumat (21/11/2025), menandai berlanjutnya konflik panjang yang berawal dari invasi besar-besaran Rusia pada 24 Februari 2022.
Akar pertikaian kedua negara sebenarnya telah tumbuh sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.
Ukraina, sebagai negara yang baru berdiri sendiri, menghadapi tarik-menarik identitas dan geopolitik yaitu tetap berada dalam orbit Moskow atau menatap lebih dekat ke negara-negara Barat.
Perselisihan mengenai perbatasan, arah politik luar negeri, serta posisi strategis di kawasan terus memanaskan hubungan Kyiv dan Kremlin.
Ketegangan itu meledak pada 2014 ketika Revolusi Maidan menjatuhkan Presiden Viktor Yanukovych yang dikenal dekat dengan Rusia.
Pemerintahan baru Ukraina kemudian mempercepat upaya menjalin kemitraan dengan Eropa dan Amerika Serikat—langkah yang dianggap Rusia sebagai ancaman langsung terhadap pengaruhnya di wilayah bekas Soviet.
Sebagai respons, Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea dan memberikan dukungan militer kepada kelompok separatis di Donetsk dan Luhansk, memicu konflik berkepanjangan di Donbas.
Situasi mencapai puncaknya pada Februari 2022 ketika Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi penuh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.