Jumat, 21 November 2025

Wake-Up Call Ekstrem, Hotel di Jiangsu Cina Gunakan Anak Singa untuk Bangunkan Tamu

Hotel di Jiangsu, China, tawarkan layanan “wake-up call” anak singa di kamar tamu, menuai kontroversi soal keselamatan dan etika hewan

|
Editor: Eko Sutriyanto
SCMP
ANAK SINGA - Sebuah hotel di Jiangsu, Cina mendadak viral setelah memperkenalkan layanan “wake-up call” yang tidak biasa. Alih-alih menggunakan alarm atau mengetuk pintu, Happy Countryside Resort di Desa Niujiao, Suqian, menawarkan pengalaman unik yakni tamu dibangunkan oleh seekor anak singa yang masuk langsung ke kamar mereka untuk bermain selama beberapa menit. 

Namun sebagian lain menilai layanan tersebut berbahaya dan tidak mempertimbangkan kesejahteraan satwa.

“Mereka tetap hewan liar, walaupun terlihat lucu,” tulis pengguna lain.

Beijing Youth Daily dalam editorialnya menyebut konsep itu “off track”, mempertanyakan apakah interaksi singkat dalam kamar termasuk bentuk eksploitasi hewan, serta menegaskan adanya risiko bagi tamu maupun hewan itu sendiri.

Kasus ini mengingatkan publik pada kontroversi serupa di Chongqing pada Juni lalu, ketika sebuah hotel menawarkan layanan “wake-up call” menggunakan panda merah.

Saat itu, otoritas kehutanan setempat segera turun tangan dan menghentikan layanan karena dianggap melanggar aturan.

Dalam sistem perlindungan satwa di China, singa dan harimau adalah hewan lindung tingkat satu, sedangkan panda merah berada di tingkat dua.

Melihat semakin besarnya polemik, otoritas kehutanan Jiangsu akhirnya memerintahkan hotel untuk menghentikan layanan wake-up call menggunakan anak singa tersebut.

Media The Paper menilai praktik ini sebagai bentuk pemanfaatan hewan untuk kepentingan bisnis semata, yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip hukum maupun etika perlindungan satwa.

Kontroversi ini terus bergulir di ruang publik, sementara para pemerhati satwa meminta pemerintah China memperketat pengawasan terhadap penggunaan hewan liar dalam aktivitas komersial.

Meski demikian, fenomena wake-up call anak singa tetap menjadi contoh bagaimana kreativitas industri pariwisata dapat berbenturan dengan prinsip keselamatan dan kesejahteraan hewan. (SCMP)

SUMBER

 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved