Rabu, 10 September 2025

Ibadah Haji 2025

Tips Sehat ketika Wukuf di Arafah sampai Lempar Jumrah di Mina

Ibadah saat puncak haji, mulai wukuf di Arafah, mabit di Armuzna hingga lempar jumrah di Mina memerlukan energi yang tidak kecil, 

TRIBUNNEWS.COM/ANITA K WARDHANI
HEATSTROKE - Tim Emergency Sektor (TEMS) haji sedang menangani jemaah haji yang mengalami heatstroke. Tim medis ini tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah  Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) adalah masa yang paling dinanti, namun juga paling menantang. 

Jutaan jemaah berkumpul di satu tempat di waktu yang bersamaan. 

Baca juga: Tim Pengawas Haji DPR Tiba di Arab Saudi, Pantau Syarikah, Haji Khusus, Petugas Haji hingga Armuzna

Mulai wukuf di Arafah, mabit di Armuzna hingga lempar jumrah di Mina memerlukan energi yang tidak kecil.

Aktivitas ibadah ini memerlukan energi besar, serta suhu udara ekstrem di Tanah Suci yang kerap mencapai titik tertingginya, risiko heat stroke atau serangan panas menjadi ancaman serius.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengungkapkan jika heat stroke merupakan situasi kedaruratan yang dapat mengancam jiwa, jika tidak ditangani dengan cepat. 

Baca juga: Jelang Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Diimbau Jaga Kesehatan, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?

Heat stroke terjadi ketika suhu udara tinggi dan tubuh tidak lagi mampu mengontrol suhunya sendiri.

"Shingga menyebabkan suhu inti tubuh meningkat drastis mencapai di atas 40 derajat Celsius atau 104 derajat Fahrenheit,” ungkapnya dilansir pada website resmi, Senin (2/5/2025). 

Menurut Liliek, kondisi ini dapat merusak otak, jantung, ginjal, dan otot. Gejala umum meliputi:

  • 1. Suhu tubuh yang sangat tinggi
  • 2. Kulit panas, merah, dan kering (atau terkadang lembap jika masih ada keringat)
  • 3. Sakit kepala berdenyut
  • 4. Pusing dan kebingungan
  • 5. Mual dan muntah
  • 6. Denyut nadi cepat dan kuat
  • 7. Hilang kesadaran atau kejang

Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Agama terus-menerus mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatan. 

“Kami tak bosan-bosan mengimbau agar para jemaah menjaga kesehatannya, diatur minum air putih atau zamzamnya hingga mencapai 2 liter dan cegah dehidrasi dengan rutin minum oralit," kata Liliek lagi. 

DOA DI ARAFAH  - Jemaah haji Indonesia berdoa di batas Arafah, kawasan terletak di dataran luas di sebelah Timur luar kota suci Makkah, Arab Saudi.  Arafah berada sekitar 20 kilometer tenggara Masjidil Haram. Di sini, umat Islam berkumpul untuk melaksanakan wukuf saat puncak ibadah haji, yaitu salah satu rukun haji, pada tanggal 9 Zulhijah.
DOA DI ARAFAH - Jemaah haji Indonesia berdoa di batas Arafah, kawasan terletak di dataran luas di sebelah Timur luar kota suci Makkah, Arab Saudi. Arafah berada sekitar 20 kilometer tenggara Masjidil Haram. Di sini, umat Islam berkumpul untuk melaksanakan wukuf saat puncak ibadah haji, yaitu salah satu rukun haji, pada tanggal 9 Zulhijah. (TRIBUNNEWS.COM/ANITA K WARDHANI)

Sedangkan bagi jemaah yang mempunyai riwayat penyakit komorbid diharap selalu menyediakan obat-obatannya di tas kecil yang selalu dibawa. 

Lebih lanjut, Ia pun menjelaskan bahwa para jemaah dapat melakukan berbagai upaya pencegahan heat stroke dengan:

a. Hidrasi Maksimal adalah Kunci Utama
– Minum air putih dengan teratur, jangan menunggu haus. Minumlah air putih sesering mungkin, sedikit demi sedikit, setiap 15-20 menit.
– Manfaatkan Air Zamzam, minumlah air zamzam yang melimpah ruah.
– Rutin minum oralit untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang karena suhu udara yang tinggi
– Hindari minuman manis dan berkafein seperti minuman bersoda, kopi, atau teh manis justru bisa mempercepat dehidrasi.
– Bawa botol minum pribadi dengan selalu menyediakan botol minum yang dapat diisi ulang.

b. Lindungi diri dari paparan sinar matahari langsung
– Gunakan pelindung kepala seperti topi lebar, payung, atau kanebo/handuk basah yang dililit di kepala sangat efektif melindungi dari sengatan matahari.
– Cari tempat berteduh, sebisa mungkin, hindari beraktivitas di bawah terik matahari langsung, terutama antara pukul 10.00 hingga 16.00. Manfaatkan tenda atau area yang teduh.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan