Kadin: Indonesia Sehat Bisa Didorong Melalui Langkah Preventif hingga Kolaborasi
Dengan langkah-langkah preventif, dia berpandangan negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan memiliki harapan hidup yang tinggi
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Tetap Fiskal Bidang Industri Kesehatan, Gizi, Ketenagakerjaan, Jaminan Sosial, Pendidikan dan Kebudayaan Kadin Indonesia, Muhamad Alipudin, bicara soal peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Dia mengatakan hal itu diwujudkan melalui program Indonesia Sehat.
"Indonesia Sehat mesti didorong bukan hanya soal menyembuhkan penyakit, tetapi memastikan masyarakat bisa menjaga kesehatan melalui langkah-langkah preventif," kata Alipudin dalam keterangannya, Selasa (8/7/2024).
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan: Indonesia Hanya Butuh 10 Tahun untuk Wujudkan UHC
Dengan langkah-langkah preventif, dia berpandangan negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan memiliki harapan hidup yang tinggi meskipun biaya kesehatan per kapitanya relatif lebih rendah dibandingkan negara seperti Amerika Serikat.
Alipudin menjelaskan lebih lanjut soal peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai instrumen dalam program Indonesia Sehat yang bukan hanya untuk melayani kesehatan, tetapi juga bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lain dalam rangka melakukan langkah-langkah preventif membangun kesadaran hidup sehat.
"Kolaborasi itu bisa dilakukan dengan kementerian, perusahaan swasta, perguruan tinggi, ataupun lembaga internasional," kata dia.
Menurutnya, langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan seperti yang dilakukan negara Jepang dan Korea Selatan antara lain imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala, dan penguatan layanan kesehatan primer.
Dalam pandangannya, BPJS Kesehatan dalam mewujudkan Indonesia Sehat bisa dikatakan sukses.
Pertama, jumlah dan cakupan peserta BPJS Kesehatan. Jumlah peserta BPJS Kesehatan per Maret 2025 sebanyak 279,5 juta orang atau setara 98,3 persen dari total penduduk Indonesia.
"Dan peserta BPJS kesehatan ini bisa menjangkau semua lapisan masyarakat," kata dia.
Kedua, dia menilai peningkatan akses layanan kesehatan lewat BPJS Kesehatan, di mana hampir seluruh penduduk Indonesia bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan biaya yang ringan.
"Bahkan, bagi masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan gratis," kata dia.
Baca juga: Sekolah Rakyat Mulai Beroperasi 14 Juli 2025, Diawali Cek Kesehatan Gratis
Meski demikian, Alipudin memberi catatan bahwa per Maret 2025, terdapat sebanyak 56,8 juta orang peserta BPJS Kesehatan berstatus non aktif.
"Dari peserta BPJS Kesehatan berstatus non aktif itu terdapat sebanyak 15,3 juta menunggak iuran," kata dia.
Secara garis besar, dia meyakini Indonesia bisa mewujudkan hal tersebut yang berimplikasi pada cita-cita bangsa ke depan, yakni Indonesia Emas 2045.
"Sektor kesehatan kunci untuk mencapai kesuksesan Indonesia Emas 2045 sekaligus ciri dari negara maju itu sendiri. Semakin baik kualitas kesehatan masyarakat suatu negara, maka negara itu semakin maju," tandasnya.
Siap-siap Iuran BPJS Kesehatan Naik Bertahap 2026, DPR Ingatkan Beban Rakyat Makin Berat |
![]() |
---|
Mahasiswi di Sanggau Rasakan Manfaat Program JKN Sejak SD, Kini Tenang Saat Merantau |
![]() |
---|
Tak Perlu ke Kantor, Yayuk Nikmati Mudahnya Pindah Faskes via Mobile JKN |
![]() |
---|
Kasus Balita Sukabumi Cacingan Tak Tercatat sebagai Peserta JKN, Ini Respons BPJS Kesehatan |
![]() |
---|
Penuh Harapan, Ini Kisah Ibu Dampingi Buah Hati Pengidap Thalasemia dengan Bantuan Program JKN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.