Intervensi Gizi dan Penguatan Program KB Jadi Kunci Turunkan Stunting
Keterpaduan antara intervensi gizi dan penguatan program keluarga berencana (KB) menjadi kunci utama untuk melahirkan generasi Indonesia yang sehat.
Penulis:
M Alivio Mubarak Junior
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.
Baca juga: Wamen Isyana Bagoes Oka Minta Ibu-ibu di Papua Rajin ke Posyandu Cegah Terjadinya Stunting
Menurutnya, keterpaduan antara intervensi gizi dan penguatan program keluarga berencana (KB) menjadi kunci utama untuk melahirkan generasi Indonesia yang sehat dan berkualitas.
Isyana menyebut meskipun prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 21,5 persen (SKI 2023) menjadi 19,8 persen (SSGI 2024), tantangan dalam menekan angka stunting masih sangat besar.
Ia menekankan pentingnya intervensi sejak masa pra-kelahiran, terutama dengan fokus pada remaja putri dan ibu hamil.
"Upaya ini tidak bisa berhasil tanpa dukungan dari keluarga yang memiliki perencanaan berkeluarga yang baik," kata Isyana di kantor BKKBN, kawasan Halim, Jakarta Timur, Senin (14/7/2025).
Dalam kesempatan tersebut, dipaparkan pula hasil kajian Kemendukbangga/BKKBN yang mengidentifikasi tiga isu krusial yang saling berkaitan dalam upaya percepatan penurunan stunting, yakni praktik Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif, tantangan penurunan stunting di kawasan Indonesia Timur, serta ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon) bagi pasangan usia subur (PUS).
Hasil kajian menyebutkan keberhasilan IMD dan ASI eksklusif dapat ditingkatkan melalui penguatan implementasi standar WHO.
Baca juga: BKKBN Jadi Kementerian, Wakil Menteri Isyana Bagoes Oka Belum Punya Ruangan Kerja
Program seperti Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) juga didorong untuk mendukung kampanye menyusui tersebut.
Sementara itu, penguatan program KB juga menjadi sorotan dengan rekomendasi untuk menyederhanakan regulasi pengadaan dan distribusi alat kontrasepsi serta memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah agar lebih mandiri dalam penyediaan alokon.
Edukasi dan sosialisasi mengenai KB juga diharapkan diperkuat melalui media digital dan pelibatan tokoh masyarakat.
Untuk wilayah Indonesia Timur yang masih mencatatkan angka stunting cukup tinggi, hasil kajian merekomendasikan langkah-langkah praktis seperti penyelenggaraan kelas ibu hamil dan balita di tingkat desa, integrasi program KB dengan pencegahan stunting, serta pemanfaatan pangan lokal seperti jagung, ubi, kelor, dan kacang-kacangan.
Selain itu, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) juga menjadi salah satu inisiatif yang diharapkan mampu mendorong keterlibatan masyarakat secara aktif.
Baca juga: Grace Natalie dan Isyana Bagoes Oka Hampiri Moderator saat Jeda Iklan Debat Ketiga
"Kajian yang dipaparkan bukan hanya memperkaya pemahaman kita, tetapi juga mendorong lahirnya kebijakan yang lebih aplikatif dan tepat sasaran," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.